Dinkes: Hasil Lab Pasien Flu Burung Masih Negatif

id humas dinkes dan flu burung, asih henrastuti, dinas kesehatan provinsi lampung

Dinkes: Hasil Lab Pasien Flu Burung Masih Negatif

Humas Dinkes Provinsi Lampung, Asih Hendrastuti (FOTO:ANTARA Lampung/Ist)

...Pasien berinisial S dari Kota Bandarlampung berdasarkan hasil pemeriksaan Litbangkes Kemenkes RI swap tenggorokan pertama negatif. Kami selanjutnya mengirimkan swap tenggorok kedua untuk pasien tersebut, kata Asih...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan pasien yang diduga (suspect) flu burung berdasarkan hasil pemeriksaan Litbangkes Kemenkes RI dengan swap tenggorokan pertama negatif.

"Pasien berinisial S dari Kota Bandarlampung berdasarkan hasil pemeriksaan Litbangkes Kemenkes RI swap tenggorokan pertama negatif. Kami selanjutnya mengirimkan swap tenggorok kedua untuk pasien tersebut," kata Humas Dinkes Provinsi Lampung, Asih Hendrastuti, di Bandarlampung, Senin (23/1).

Ia menyebutkan untuk pasien lainnya yang diduga terjangkit virus flu burung, yakni berinisial F asal Kabupaten Lampung Tengah juga telah dilakukan pengiriman swap tenggorok pertama dan tinggal menunggu hasil dari Litbangkes Kemenkes RI.

Saat ini, lanjut Asih, mereka dirawat di ruang isolasi flu burung Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSDUAM), Bandarlampung, Provinsi Lampung.

Terkait adanya suspect flu burung tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah melakukan berbagai upaya diantaranya melayangkan surat ke Kementerian Kesehatan untuk permintaan logistik pelayanan kesehatan flu burung.

Selanjutnya, melayangkan surat tentang sistem kewaspadaan dini flu burung kepada kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah ayam kampung milik warga di Kelurahan Sukarame dan sekitar Kecamatan Sukarame, Bandarlampung, ditemukan mati mendadak karena terserang virus flu burung.

"Awalnya ayam milik pak Heru yang terjangkit virus dan akhirnya mati sebanyak 13 ekor, lalu menyebar ke kandang kami," kata Nurokhim (45) pemilik ayam kampung dan ayam bangkok di RT03 Lingkungan II, Kelurahan Sukarame, Bandarlampung.

Ia juga menuturkan, setelah itu sebanyak 30 ekor ayam kampung miliknya ikut mati, tapi secara bergilir tidak sekaligus, dengan gejala sayap, jengger, dan kakinya membiru. Kemudian dari mulut ayam itu keluar darah hingga mati.  (Ant)