Sigap Cegah Flu Burung Merebak di Lampung

id Flu Burung di Bandarlampung

Sigap Cegah Flu Burung Merebak di Lampung

Nurokhim, warga Sukarame, Bandarlampung sedang membersihkan kandang ayam yang dipelihara dekat rumahnya. (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Ancaman penularan dan penyebaran virus flu burung (Avian Influenza/H5N1) muncul di Kota Bandarlampung dan Kabupaten Lampung Timur, setelah dilaporkan menyerang ternak ayam kampung peliharaan warga setempat.

Diperkirakan belasan hingga ratusan ekor ayam kampung yang dipelihara warga pada sejumlah tempat di Kelurahan Sukarame, Way Dadi, dan sekitarnya di Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung terancam, mati mendadak dan sebagian lain berangsur sakit kemudian mati, dan telah dipastikan akibat terserang virus flu burung.

Salah satu warga pemilik ternak ayam kampung peliharaan yang terserang virus flu burung itu, Nurokhim (45), di RT03 Lingkungan II, Kelurahan Sukarame, Bandarlampung membenarkan hingga Jumat (20/1) masih mendapati ayam kampung termasuk jenis ayam bangkok peliharaannya mati mendadak. "Terakhir kemarin masih ada yang mati mendadak, dan langsung saya kuburkan," katanya pula.

Dia menuturkan, semula kaget melihat ayamnya pada pagi hari saat diberi makan, tiba-tiba membiru pada bagian atas tulang sayap di kiri dan kanannya. Kemudian ruam membiru itu meluas hingga ke bagian kepala dan mulutnya. Beberapa ayam itu, bahkan sampai mengeluarkan darah dari mulutnya, hingga kemudian mati.

Saat ayam yang semula sehat berada dekat ayam yang sakit dan mati itu, beberapa hari kemudian tertulari juga dan akhirnya mati pula.

Menurut dia, beberapa hari sebelumnya, Selasa hingga Rabu (17-18/1), belasan ekor ayam kampung peliharaannya itu kedapatan mati mendadak, dan sebagian lain mengalami sakit dan tak lama kemudian juga mati. Pihaknya kemudian melapor kepada kader kesehatan dan pihak RT setempat.

Setelah petugas datang dan melakukan pengujian air liur ayam yang mati itu, mereka memastikan penyebabnya akibat virus flu burung.

Petugas itu menganjurkan kandang dan lingkungan tempat memelihara ayam itu disemprot disinfektan. Namun ayam yang masih hidup dan belum tertulari belum mendapatkan suntikan vaksin yang diperlukan.

Kader Kesehatan Lingkungan setempat Agustina (41) mengaku, saat kejadian ayam kampung peliharaan warga itu mati mendadak, beberapa hari lalu pihaknya telah melaporkannya kepada petugas instansi yang berwenang. Setelah itu, petugas datang serta terjun untuk mengecek kondisi ayam yang mati.

Setelah dilakukan pengujian laboratorium pada air liur ayam tersebut, menurut petugas yang memeriksanya, dipastikan terkena virus flu burung.

"Sudah ada sekitar 30-an ekor ayam milik mas Nurokhim yang mati, juga ayam peliharaan milik warga lain di sekitar sini ikut mati, kemudian harus dibakar dan dikuburkan di sini," katanya pula. Ayam masih hidup dan sehat masih tersisa diminta untuk tidak diliarkan lagi. Kandang dan lingkungan sekitarnya juga diminta dijaga kebersihannya termasuk rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan vaksin yang diperlukan untuk ayam tersebut.

Ketua RT03 Lingkungan II, Kelurahan Sukarame Maman Suparman membenarkan adanya laporan warganya yang mendapati ayam kampung peliharaan mereka mati mendadak. Petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandarlampung, Kelurahan Sukarame, dan Kecamatan Sukarame juga sudah datang ke lokasi mengecek laporan warga tersebut.

Pihaknya juga sudah mendapatkan kepastian dari dokter hewan selaku petugas medis yang melakukan uji laboratorium atas ayam yang mati itu, dipastikan tertulari virus flu burung.

Masalah tersebut juga sudah dilaporkan kepada pihak kelurahan, kecamatan, dinas terkait dan Wali Kota Bandarlampung Herman HN.

Menurut warga setempat, sebelumnya ayam yang dipelihara warga juga mati mendadak. Namun saat itu belum dilakukan pengujian penyebab pasti kematiannya. Namun diduga akibat penularan virus flu burung.

Warga setempat berharap adanya perhatian dari Pemkot Bandarlampung maupun dinas teknis terkait, termasuk kemungkinan ayam yang masih hidup bila harus dimusnahkan hendaknya mendapatkan kompensasi yang diperlukan.

Mereka berharap mendapatkan pula dukungan peralatan dan vaksin maupun obat-obatan yang diperlukan untuk mencegah penularan virus flu burung kepada ayam kampung, burung peliharaan maupun ternak unggas lainnya yang mereka pelihara.

Selain di Bandarlampung, saat ini serangan dan penularan diduga flu burung ke ayam kampung juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Sukadana, Pekalongan, Batanghari, dan Sekampung, di Kabupaten Lampung Timur.

Warga setempat menyatakan ayam yang dipelihara mati mendadak mencapai puluhan ekor, dan diduga tertulari virus flu burung.

Warga berharap adanya antisipasi dan penindakan secara cepat untuk menanggulanginya.

      Perlu Cepat Ditangani

Dinas terkait di Kota Bandarlampung berupaya cepat dan sigap dalam menangani penularan dan penyebaran virus flu burung yang menyebabkan kematian ternak ayam kampung dan menulari satu warga di Kelurahan Sukarame, Kecamatan Sukarame di Bandarlampung itu.

Lurah Sukarame Anwar mengatakan Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Bandarlampung telah melakukan pemeriksaan serta memberikan semprotan disinfektan ke kandang ayam kampung peliharaan warga.

"Sudah disemprot dengan disinfektan pada kandang yang menjadi tempat ayam mati, dan dipastikan terkena virus flu burung," kata dia lagi.

Menurut dia, ayam kampung yang mati itu kemudian dikubur dan sebagian dibakar, serta ada juga kandang yang ikut dibongkar dan dibakar untuk mematikan virus flu burung.

Ia juga membenarkan sejauh ini, ada satu warga telah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr H Abdul Moeloek yang diduga terinfeksi virus flu burung dari ternak di sekitarnya yang positif terserang flu burung.

Warga yang tinggal di sekitar lokasi ternak ayam kampung yang mati dan dipastikan positif terinfeksi virus flu burung itu, juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tidak tertulari virus flu burung itu.

Sampai saat ini dilaporkan satu warga Sukarame diduga telah terinfeksi virus flu burung, dan harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr H Abdul Moeloek Bandarlampung.

Warga berharap Pemkot Bandarlampung dan instansi berwenang segera menangani penularan virus flu burung baik kepada unggas maupun ancaman penularan pada warga sekitarnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyatakan dua orang pasien terduga (suspect) flu burung saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandarlampung, Provinsi Lampung.

"Hingga saat ini ada dua kasus suspect flu burung di RSUDAM, keduanya berasal dari Bandarlampung dan Lampung Tengah," kata Humas Dinkes Provinsi Lampung Asih Hendrastuti, di Bandarlampung, Minggu (22/1).

Ia menyebutkan, untuk kasus suspect flu burung asal Kota Bandarlampung hasil pemeriksaan dari Litbangkes Kemenkes RI sudah diketahui, dengan hasil negatif. Padahal semula, pasien ini diduga kuat telah terinfeksi virus flu burung dari ternak ayam kampung di wilayah Kecamatan Sukarame, Bandarlampung telah dinyatakan mati akibat serangan flu burung.

Sedangkan satu orang pasien lainnya asal Kabupaten Lampung Tengah masih akan dilakukan pemeriksaan laboratorium pada Senin (22/1), dan sampel pengujiannya langsung dikirim ke Jakarta.

Menurutnya, kasus positif flu burung pada manusia di Provinsi Lampung terakhir ditemukan pada 2006, setelah itu walaupun ditemukan beberapa kasus suspect, hasil pengujian dari Litbangkes Kemenkes RI dinyatakan negatif flu burung.

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah bergerak cepat sehubungan dengan beredar informasi adanya pasien S asal Bandarlampung yang dinyatakan positif flu burung diberitakan beberapa media cetak dan online pada Sabtu (21/1).

Pihaknya mengantisipasi kasus tersebut, sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Lampung untuk mempersiapkan hal-hal yang dianggap perlu dalam kewaspadaan dini kemungkinan kejadian luar biasa (KLB) flu burung pada manusia

Asih menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung akan melayangkan surat pada Senin (23/1) terkait kebutuhan logistik pasien kasus suspect maupun kasus konfirmasi flu burung di daerah ini.

Warga berharap adanya tindakan cepat tanggap pemda dan jajaran dinas teknis terkait agar wabah flu burung itu tidak sampai meluas kepada ternak ayam dan unggas lainnya, serta tak sampai menulari manusia di sekitarnya.

Warga juga berharap adanya ketegasan untuk memusnahkan unggas yang masih hidup dan dicurigai telah terpapar virus flu burung. Pemerintah dan instansi terkait diharapkan pula dapat memberikan kompensasi yang diperlukan untuk pemusnahan ternak unggas untuk mencegah penularan dan penyebaran virus flu burung di Kota Bandarlampung itu.

Seorang warga Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung M Sabil Nugroho (10) yang diduga positif terinfeksi virus flu burung itu harus mendapatkan perawatan intensif di RSUDAM Bandarlampung.

"Memang benar ada warga dari Kecamatan Sukarame diduga positif terinfeksi virus flu burung dan kini dalam penanganan medis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung dr Edwin Rusli pula.

Dia mengatakan warga tersebut masih dalam perawatan secara intensif pada ruang isolasi khusus penanganan virus flu burung RSUDAM di Bandarlampung

Pihaknya juga telah memberikan penanganan khusus di wilayah Kecamatan Sukarame dan sekitarnya, tempat di mana kedapatan unggas khususnya ayam kampung milik warga diketahui mati dipastikan terkena flu burung.

"Wilayah yang menjadi tempat pasien terjangkit flu burung sudah diberikan penanganan khusus," kata dia lagi.

Dia mengharapkan warga agar selalu membersihkan lokasi ternak ayamnya dan rajin disemprot disinfektan.

Yessi Novianti (36), orang tua pasien yang diduga positif terinfeksi flu burung itu mengatakan anaknya tidak memakan daging ayam yang mati, hanya saja sempat memegangnya.

"Awalnya dibawa ke puskesmas, tapi tidak lama kemudian dokter merujuknya ke rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan hingga saat ini masih belum ada keputusan dari pihak rumah sakit, tapi Sabil sudah tiga hari dirawat.

Awal gejala virus itu, dikatakannya, anaknya mengalami panas tinggi ketika tidak lama sebelumnya anak itu ternyata menyentuh ayam yang mati terjangkit virus flu burung.

Dalam sejumlah referensi disebutkan flu burung (avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Burung liar dan unggas ternak dapat menjadi sumber penyebar virus AI atau H5N1 itu.

Virus ini dapat menular melalui udara atau kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi, sehingga daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus itu dapat bertahan hidup pada suhu dingin, sehingga bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan justru dapat menyimpan virus tersebut. Karena itu, tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan itu harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan kepada warga sekitarnya. Jika ditemukan hewan ternak atau burung yang mati mendadak, apalagi dipastikan terserang flu burung, untuk mencegah penularannya, ternak lainnya di sekitar tempat dipastikan adanya kasus flu burung itu sebaiknya dimusnahkan agar dapat mencegah penyebarannya.

Kalangan DPRD Kota Bandarlampung sudah minta dinas terkait segera melakukan langkah sigap, cepat dan tanggap untuk menangani kasus merebaknya flu burung di ibu kota Provinsi Lampung ini agar tidak terus menyebar penularannya yang akan berisiko pula menulari warga sekitarnya.

Langkah cepat tanggap itu kini ditunggu agar mata rantai penularan dan penyebaran flu burung di Kota Bandarlampung maupun Provinsi Lampung dapat segera diputus dan ditanggulangi bersama-sama.