Abu Dhabi (Antara/Reuters) - Kekecewaan pengatur permainan Uni Emirat Arab (UEA) Omar Abdulrahman yang gagal menjuarai Liga Champions Asia bersama klubnya Al Ain pada akhir pekan silam sedikit terobati, ketika ia terpilih sebagai pemain terbaik benua itu pada Kamis malam.
Klub Abdulrahman takluk agregat 2-3 oleh tim Korea Selatan (Korsel) Jeonbuk Motors, di mana sang gelandang terpilih sebagai pemain terbaik di turnamen itu.
Pemain 25 tahun itu meraih penghargaan lain pada Kamis di Abu Dhabi ketika ia memenangi penghargaan Pemain Terbaik Asia, mengungguli penyerang Irak dan Al Ouwa Al Jawiya Hammadi Ahmed, serta penyerang China dan SHanghai SIPG Wu Lei.
"Merupakan pencapaian besar untuk mendapatkan penghargaan ini," kata pemain internasional UEA itu kepada para pewarta.
"Meski demikian saya tidak memenangi gelar Liga Champions Asia, maka inilah yang saya harapkan dapat saya raih tahun depan."
"Tujuan saya juga adalah untuk memenangi Penghargaan Pemain Terbaik AFC pada kesempatan lainnya."
Abdulrahman, yang akrab disapa Amoory oleh para penggemar klub itu, masuk dalam daftar kandidat untuk penghargaan ini tahun lalu namun dikalahkan komptriotnya Ahmed Khalil.
Selain penampilan-penampilan bagusnya untuk klub, ia juga menginspirasi UEA menuju putaran akhir kualifikasi Piala Dunia Rusia 2018 zona Asia.
Abdulrahman mendapat popularitas karena kemampuan-kemampuan teknisnya, khususnya kaki kirinya yang terbukti mampu membongkar pertahanan-pertahanan terketat.
Pemain sayap Australia Cailtin Foord menjadi pemain putri terbaik di benua ini, menaklukkan rekan setimnya Lisa De Vanna dan Tan Ruyin asal China.
"Saya tidak mengharapkan hal ini," kata penyerang Sydney FC tersebut. "Saya merasa sangat terhormat dan saya gembira dapat membawa kembali penghargaan ini ke Australia. Ini untuk tim nasional, siapapun yang dapat dengan mudah berada di sini."
Pemain Jepang Shinji Okazaki, yang bermain untuk klub juara Liga Inggris Leicester City, terpilih sebagai Pemain Internasional Terbaik AFC.
