Harga singkong di Tulangbawang anjlok akibat stok melimpah

id harga singkong anjlog, mengala, tulangbawang, stok melimpah, petani merugi

Harga singkong di Tulangbawang anjlok akibat stok melimpah

Harga singkong di Kabupaten Tulangbawang dan Tulangbawang Barat anjlok karena stok melimpah (FOTO: ANTARA Lampung/Raharja)

...Kalau harga seperti sekarang, petani singkong bisa gulung tikar...
Tulangbawang, Lampung (ANTARA Lampung) - Harga singkong di Kabupaten Tulangbawang dan Tulangbawang Barat anjlok karena stok yang melimpah, sehingga petani mengeluhkannya.

Menurut seorang petani di Kabupaten Tulangbawang, Hanafi (40), Minggu, menyatakan harga singkong anjlok menjadi Rp300 per kilogram dibandingkan enam bulan lalu masih bertahan Rp1.500 per kg.

Ia menjelaskan, penurunan harga singkong tersebut disebabkan panen singkong yang serentak di daerahnya, sehingga stok singkong menjadi melimpah.

Saat ini tanaman singkong petani rata-rata telah berumur enam sampai tujuh bulan, sehingga sudah siap dipanen. "Apalagi memasuki musim penghujan membuat petani mempercepat panen agar dapat diganti

dengan bibit baru bisa ditanam, ujarnya.

Ia menambahkan, modal yang dibutuhkan untuk membudidayakan tanaman singkong berkisar antara Rp10 juta-Rp15 juta per hektare dengan volume panen mencapai 30-45 ton per hektare.

Menurut dia, dengan modal awal sekitar Rp9 juta hingga Rp13 juta, belum termasuk sewa tanah. Sedangkan sewa tanah saat ini sekitar 5 juta rupiah per tahun.

Sementara itu, Ibat (46), petani di Kabupaten Tulangbawang Barat, mengatakan, harga singkong Rp300/kg membuat para petani tidak mendapat keuntungan, mengingat tidak mencukupi untuk menutupi biaya modal.

Semakin anjlok harga singkong tersebut, kata dia, tentunya membuat petani semakin terpuruk, karena harga tersebut tidak sesuai dengan biaya tanam dan perawatan yang telah dikeluarkan petani.

"Kalau harga seperti sekarang, petani singkong bisa gulung tikar, sebab biaya yang dikeluarkan mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta per hektare," ujarnya lagi.

Merosotnya harga singkong ini tentunya menjadi masalah besar yang dihadapi petani setempat.

Menurut para petani singkong itu, biasanya saat ini harga singkong tinggi. Tapi, sekarang malah merosot.

Petani mengeluhkan, sekarang ini sektor pertanian tidak menjanjikan lagi karena petani terjebak dengan harga rendah.

Petani berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terkait merosot harga singkong tersebut, mengingat komoditas singkong merupakan produk unggulan masyarakat pada dua kabupaten di Lampung itu.

Perekonomian masyarakat khususnya petani dan pekebun di Kabupaten Tulangbawang dan Tulangbawang Barat sebagian besar bergantung dari harga singkong ini.

Lampung merupakan penghasil dan pemasok singkong utama secara nasional, antara lain sebagai bahan baku olahan menjadi tepung tapioka untuk ekspor maupun komoditas pangan lainnya.(Ant)