BI: Lampung Utara miliki potensi lumbung pangan

id arif hartawan bi, lumbung pangan, bank indonesia

BI: Lampung Utara miliki potensi lumbung pangan

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Arief Hartawan, (FOTO: ANTARA Lampung/istimewa)

...Di tengah gejolak pelemahan ekonomi global, harga komoditas mengalami koreksi cukup dalam...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyatakan Kabupaten Lampung Utara memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan.

"Dukungan sektor unggulan dari hasil pertanian terutama padi, jagung, dan singkong memberikan potensi besar bagi Kabupaten Lampung Utara sebagai lumbung pangan," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Arief Hartawan, di Bandarlampung, Jumat.

Ia menyebutkan, keunggulan lokasi dan produk unggulan sektoral tersebut, seharusnya dapat memberikan semangat kedaerahan yang tinggi bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan di Lampung Utara.

Tentunya aksi yang diharapkan, ujar dia, dapat diselaraskan dengan arah program Pemerintah Provinsi Lampung yang mengedepankan wilayah tengah Lampung sebagai lumbung pangan.

Menurutnya, untuk mewujudkan tercapai lumbung pangan di Lampung Utara memerlukan sejumlah prasyarat yang menjadi tantangan tersendiri kawasan dimaksud, seperti bagaimana dengan dukungan infrastruktur pengairan saat ini, terpelihara dengan baik atau tidak dan dapat mengaliri areal pertanian, mengingat saat ini walaupun sudah ada Bendungan Way Rarem namun debitnya berkurang jauh menyusut pada musimm kemarau.

Arief menjelaskan, ketersediaan pasar induk yang memadai untuk transaksi secara efisien seharusnya dapat dimaksimalkan, bukan hanya selama ini menggunakan lokasi Simpang Propau yang bukan peruntukannya sebagai "pooling and transaction" komoditas pangan.

Selain itu, perlu tersedia fasilitas resi gudang yang memadai. Perlu penekanan dari dinas terkait untuk memberikan kecukupan tenaga penyuluhan dan penyampaian informasi yang akurat mengenai musim dan iklim secara memadai agar menjadi dasar bagi petani dalam mengatur pola tanam untuk memastikan produksi pangan dengan hasil yang baik dan optimal.

Begitupula terkendali penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT) dan hama tanaman, serta terhindar kelebihan produksi pangan akibat ketiadaan info petani yang pada akhirnya menyebabkan jatuh harga saat panen raya.

Di tengah gejolak pelemahan ekonomi global, harga komoditas mengalami koreksi cukup dalam.

Menurutnya, setelah harga minyak dunia yang turun ke level terendah dalam satu dekade terakhir, koreksi/penurunan yang tajam juga terjadi pada haga batu bara, CPO, karet, dan lain lain termasuk harga pangan secara umum serta harga singkong yang menjadi salah satu andalan bagi Lampung Utara.

Walaupun koreksi harga singkong tersebut lebih disebabkan oleh kebijakan importasi dari Vietnam oleh pemerintah pusat, katanya pula.

"Tantangan global dan permasalahan kemiskinan yang menekan di Lampung Utara harus segera ditangani dengan segenap upaya," ujarnya lagi.(Ant)