SN Laila Raih Penghargaan Kamaroeddin 2016

id SN Laila Raih Penghargaan Kamaroeddin 2016, SN Laila, Penghargaan AJI Bandarlampung, AJI Bandarlampung

SN Laila Raih Penghargaan Kamaroeddin 2016

Penerima penghargaan AJI Bandarlampung yaitu Penghargaan Kamaroeddin 2016 dan Saidatul Fitriah 2016 pada puncak HUT ke-22 AJI, di Bandarlampung, Minggu (28/8) malam. (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

"Kami berharap dengan pemberian penghargaan ini, keduanya bisa lebih aktif dalam berkiprah di dunianya masing-masing, dengan integritas tinggi serta tetap menjaga semangat independensi dan profesionalisme," ujar Ida lagi.
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Siti Noor Laila, aktivis perempuan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meraih Penghargaan Kamaroeddin 2016 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung karena dinilai aktif bergiat dalam demokratisasi, penegakan hak asasi manusia, dan kemerdekaan pers khususnya di Lampung.

Penghargaan dari AJI Bandarlampung itu diberikan pada acara puncak HUT ke-22 AJI, di Bandarlampung, Minggu (28/8) malam.

Acara itu bersamaan pula dengan pemberian Penghargaan Saidatul Fitriah bagi karya jurnalistik terbaik jurnalis di Lampung yang dinilai menginspirasi dan berdampak bagi kepentingan publik di daerah ini, dan diberikan kepada Febi Herumanika dkk dari Harian Umum Lampung Post.

Menurut Ida Nurhaida, akademisi dari FISIP Universitas Lampung, salah satu dewan juri pemberian Penghargaan Kamaroeddin dan Saidatul Fitriah 2016, dewan juri menilai Siti Noor Laila yang kini menjadi anggota Komnas HAM memiliki konsistensi dalam memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan demokrasi serta mendorong kemerdekaan pers di Lampung.

Juri menilai, sejak menjadi aktivis perempuan terutama melalui LSM Advokasi Perempuan DAMAR Lampung, SN Laila terus melakukan advokasi terkait isu kekerasan seksual terhadap perempuan, memperjuangkan hak kaum perempuan termasuk dalam bidang politik, demokratisasi, dan juga mendukung kemerdekaan pers sehingga kiprahnya terus dapat dirasakan sampai saat ini.

"Semoga untuk seterusnya SN Laila tak pernah kenal lelah dalam garis perjuangan itu," ujar Ida mewakili tim juri (Ida Nurhaida, Budisantoso Budiman, dan Isbedy Stiawan ZS).

Dia menyebutkan, untuk peraih Penghargaan Kamaroeddin ini, juri sebelumnya menilai empat tokoh nominator penerimanya, yaitu Peneliti Mahar Institute Hardi Hamzah, Pengamat Ekonomi Universitas Lampung Yoke Muelgini, anggota Komnas HAM Siti Noor Laila, dan akademisi Jauhari M Zailani.

Berdasarkan hasil rapat, dewan juri memutuskan, peraih Penghargaan Kamaroeddin 2015 diberikan kepada Siti Noor Laila.

Sedangkan untuk peraih Penghargaan Saidatul Fitriah 2016, yaitu tulisan terbaik jurnalis di Lampung, juri memilih

sebanyak enam tulisan yang masuk sebagai nominasi penerima penghargaan ini.

Enam karya yang masuk dan telah dinilai tim juri serta menjadi nominasi Penghargaan Saidatul Fitriah itu adalah "Pungli Imigrasi Bandarlampung" karya Imelda Astari (duajurai.com), "Reklamasi Teluk Lampung" karya Febi Herumanika dkk (Harian Umum Lampung Post), "Rekayasa Lalu Lintas di Bandarlampung" karya Febi Herumanika dkk (Lampung Post), "Kematian Gajah Yongki" karya Angger Putranto (Harian Kompas), "Tambang Pasir Ilegal di Lampung Timur" karya Agus Susanto dkk (Lampung Post), dan "Dana APBD di Majelis Taklim Rachmat Hidayat" karya M Idris dkk (duajurai.com).

Menurut juri yang juga sastrawan Lampung Isbedy Setiawan ZS, akhirnya juri memilih karya yang dinilai terbaik dan memiliki dampak yang besar bagi kepentingan publik, yaitu rangkaian pemberitaan dan tulisan tentang Rekayasa Lalu Lintas di Bandarlampung karya tim wartawan Harian Umum Lampung Post (Febi Herumanika, Rudiyansyah, Firman Luqmanulhakim, Deni Zulniyadi, dan Effran Kurniawan) sebagai peraih Saidatul Fitriah 2016.

Karya jurnalistik pemenang Saidatul itu terdiri dari 16 rangkaian berita dan tulisan yang mengangkat kontroversi kebijakan rekayasa lalu lintas di Kota Bandarlampung yang dinilai bermasalah dan justru berdampak buruk bagi pengguna kendaraan umum maupun pemilik dan awak angkutan kota, sektor perdagangan dan aktivitas ekonomi di sekitarnya serta warga di kota ini, sehingga akhirnya dibatalkan Kementerian Perhubungan serta direkomendasikan untuk dikembalikan secara normal seperti semula.

Dalam rangkaian tulisan itu juga diungkapkan indikasi adanya penggunaan anggaran secara tidak tepat dan terabaikan kepentingan publik atas penetapan kebijakan yang belum dirancang dan dikaji dampak baik buruk secara matang sebelumnya.

Penghargaan Saidatul Fitriah itu diterima Febi Herumanika mewakili tim wartawan Harian Umum Lampung Post yang diserahkan Ida Nurhaida mewakili Dewan Juri, sedangkan Penghargaan Kamaroeddin 2016 diterima Sofiyan Hadi perwakilan dari SN Laila yang berhalangan hadir karena sedang berada di luar Lampung.

Ida Nurhaida mewakili tim juri dan pengurus AJI Bandarlampung mengucapkan selamat kepada kedua peraih penghargaan itu.

"Kami berharap dengan pemberian penghargaan ini, keduanya bisa lebih aktif dalam berkiprah di dunianya masing-masing, dengan integritas tinggi serta tetap menjaga semangat independensi dan profesionalisme," ujar Ida lagi.

Dia menambahkan, "Dan yang lebih utama, lewat konsistensi dan karyanya, kedua sosok ini bisa menjadi inspirasi bagi para jurnalis dan masyarakat pada umumnya, untuk memberikan kontribusi positif dalam ranah jurnalisme dan demokrasi di Lampung."

Menurut Ketua Panitia HUT AJI Bandarlampung Yayu Suhaesti, mendampingi Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan dan Sekretaris Wandi Barboy total karya jurnalistik yang masuk ke panitia mencapai 31 tulisan. Karya tersebut berasal dari 24 jurnalis dari 11 media massa di Lampung.

"Jumlah karya yang masuk tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Tema tulisan pun beragam, soal korupsi, pelayanan publik, pendidikan, olahraga, dan lingkungan hidup," kata Yayu pula.

Dia menyatakan pemenang penghargaan ini akan mendapat trofi dan uang sebesar Rp1,5 juta.

Malam puncak HUT AJI di Bandarlampung ini dimeriahkan pula dengan penampilan musisi asal Lampung Kim Commanders (Lukman Hakim) menyanyikan sejumlah lagu tentang nasib pengungsi di sejumlah negara yang sedang bertikai dengan syair berbahasa Inggris, orasi budaya dari seniman dan aktivis antikorupsi (KoAK Lampung) Ahmad Yulden Erwin, dan stand up comedy oleh komika jurnalis di Lampung Aji Aditia.

Sejumlah pejabat, pimpinan media massa, pimpinan KPU Lampung, KPID, dan KIP Lampung, pimpinan dan aktivis LSM (Walhi, LBH Bandarlampung, Mitra Bentala), pers mahasiswa, para jurnalis, dan profesional hadir pada malam puncak HUT AJI di Bandarlampung dipusatkan di Gedung Asilo Hermelink, Jalan ZA Pagaralam Bandarlampung.