TNI AL survei Selat Sunda

id cuaca, feri, Selat Sunda,TNI AL survei Selat Sunda

TNI AL survei Selat Sunda

Dua kapal feri tujuan Pelabuhan Merak (kiri) dan Bakauheni (kanan) sedang berlayar di Selat Sunda bagian utara. Kapal feri merupakan [enghubung utama Jawa dan Sumatera. (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Cilegon (Antara Lampung) - Kemenko Bidang Kemaritiman menggandeng TNI Angkatan Laut untuk menggelar survei kelautan di wilayah Selat Sunda.
        
Dalam kunjungannya ke KRI Rigel 933, kapal survei hidro oseanografi milik TNI AL, di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu, survei itu rencananya akan berlangsung selama 50 hari dengan melibatkan 50 personel di bidang teknik geodesi, hidrografi dan oseanografi.
        
Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan survei data kelautan di Selat Sunda perlu dilakukan menyusul tingkat navigasi kapal yang tinggi di wilayah tersebut.
        
"Memang belum ada data final, tapi informasi dari Kementerian Perhubungan, kapal yang lewati Selat Sunda itu mencapai 70.000 kapal per tahun. Sudah hampir sama dengan navigasi di Selat Malaka dan Selat Singapura," kata Arif Havas Oegroseno.
        
Selat Sunda, yang juga masuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I karena merupakan penghubung Laut China Selatan dan Samudera Hindia, dinilai sebagai lokasi strategis di tengah pertarungan China dan AS.
        
Havas berharap, dengan menghimpun data kelautan di Selat Sunda mulai dari kondisi arus, kontur dan hal-hal oseanografis lainnya, akan ada kebijakan yang mendukung wilayah tersebut agar tidak rusak dan tetap dapat menampung tingginya navigasi kapal.
        
"Kelihatannya seperti survei biasa, tapi dampaknya strategis baik bagi Indonesia maupun kawasan regional. Dengan survei ini, kita punya data untuk buat kebijakan terhadap pengamanan ALKI, juga titik strategis kita yang lain, juga terhadap penyusunan kebijakan nasional terhadap masalah wilayah strategis nasional," katanya.
        
Survei kelautan untuk Selat Sunda merupakan implementasi dari nota kesepahaman antara Kemenko Kemaritiman dengan tujuh kementerian- lembaga, termasuk TNI AL dalam penyelenggaraan survei dan observasi serta berbagi data kelautan.
        
Tahun ini, rencananya Kemenko Kemaritiman dan TNI AL akan menggelar survei data kelautan di Selat Sunda dan Laut Sulawesi yang jadi bagian kepentingan nasional.
        
Selat Sunda dipilih karena kepentingan navigasi pelayaran. Ada pun Laut Sulawesi dianggap perlu untuk mendukung proses penetapan batas landas kontinen antara Indonesia dan Filipina.
        
"Ini (Selat Sunda) seri pertama. Kalau ada dana lagi, kita juga akan lakukan di Selat Lombok (NTB) dan Selat Ombai (NTT). Kita akan gunakan KRI Rigel, yaitu kapal riset yang paling canggih," kata Havas.
       
Sementara itu,Kepala Dinas Hidros TNI AL Laksamana Pertama Daryanto mengatakan pihaknya memiliki dua kapal riset yang diklaim memiliki teknologi tercanggih dan terlengkap di Asia Tenggara.
        
"Kami punya Rigel dan Spiga yang bisa melakukan pengukuran fisik laut, temperatur, salinitas hingga unsur dasar laut. Ini bisa mendukung untuk survei mencari data yang diperlukan," kata Laksamana Pertama Daryanto.
        
Daryanto mengatakan survei data kelautan Selat Sunda akan dimulai pekan ini.