Guru di Bandarlampung Ikut Diklat Bela Negara

id diklat bela negara, guru di bandarlampung

Guru di Bandarlampung Ikut Diklat Bela Negara

Wali Kota Bandarlamung Herman HN menyematkan tanda peserta diklat bela negara di gedung Yayasan Dharma Bhakti Pertiwi, SLB Kemiling Bandarlampung. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

...Peserta diklat kader bela negara ini berasal dari berbagai unsur, yakni instansi pemerintahan dari kecamatan dan kelurahan, guru serta organisasi masyarakat...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Puluhan guru SMA/SMK/SMP di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, mengikuti pendidikan dan latihan kader bela negara bersama aparatur instansi pemerintahan kelurahan dan kecamatan di kota ini.

"Peserta diklat kader bela negara ini berasal dari berbagai unsur, yakni instansi pemerintahan dari kecamatan dan kelurahan, guru serta organisasi masyarakat," kata Kepala Kesbangpol dan Linmas Kota Bandarlampung Aksa Djamili di gedung Yayasan Dharma Bhakti Pertiwi, SLB Kemiling Bandarlampung, Selasa.

Sebanyak 150 peserta yang mengikuti diklat kader bela negara ini berasal dari berbagai unsur termasuk instansi pemerintah, yaitu dari kecamatan dan kelurahan sebanyak 60 orang, guru SMA/SMK/SMP sebanyak 60 orang, serta ormas sebanyak 30 orang.

Kegiatan yang dilaksanakan dari 21 Mei hingga 4 Juni 2016 ini merupakan diklat yang kedua, dengan narasumber dari unsur akademisi, BNPT, BNNP, TNI, Polri, BPBD dan Kesbangpol Provinsi Lampung.

"Materi yang akan diberikan kepada peserta terdiri dari 50 persen teori, 30 persen praktik, dan 20 persen praktik lapangan," katanya.

Dia menambahkan, tujuan dari diklat ini adalah agar tertanam jiwa nasionalis dan patriotisme, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan NKRI pada umumnya serta khususnya di Kota Bandarlampung.

"Intinya peserta diklat dapat dan mampu menjadi pembina serta contoh bagi warga khususnya di Bandarlampung," kata dia pula.

Wali Kota Bandarlampung Herman HN mengatakan, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan di masyarakat terhadap maraknya pergerakan yang nantinya bisa mengganggu keamanan dan ketenteraman warga.

"Kegiatan seperti ini jangan hanya dilakukan satu atau dua kali saja, kalau bisa di tiap daerah dilakukan sampai seribu angkatan. Apalagi sekarang ini sudah banyak gerakan-gerakan yang mencoba merusak bangsa, bahkan paham komunis sudah mulai muncul dan penyalahgunaan narkoba merajalela," kata dia.

Kasubdit Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan Eddy Endrayana mengatakan, diklat ini bukan hanya dilakukan di Bandarlampung melainkan semua wilayah Indonesia.

"Target kami sampai tahun 2019, peserta diklat bela negara ini mencapai 100 juta orang. Diharapkan semua peserta bisa mengambangkan, menyosialisasikan semua yang didapat dalam diklat, dan yang terpenting adalah harus cinta tanah air," katanya pula.

Ia menambahkan, bela negara ini bukan wajib militer (wamil) dengan mengangkat senjata dan perang, tapi bagaimana menjaga sikap serta menanamkan cinta tanah air.

Materi yang diberikan dalam diklat ini tentang ketahanan nasional, penanggulanan bahaya narkoba serta penanggulangan bencana alam dan tentang ancaman terorisme.(Ant)