Kairo/Athena (Antara/Reuters) - Di bandara Kairo, seorang pria duduk di bangku, menangis. "Berapa lama Mesir akan hidup jika nyawa manusia tidak berharga?" dia mengatakan.
Ibu dari seorang pramugari bergegas ke ruang VIP dimana para keluarga menunggu kaba sambil menangis. Dia mengatakan bahwa terakhir kali anaknya menghubunginya pada Rabu malam. "Mereka belum mengatakan apapun kepada kami," ujarnya.
Sejumlah keluarga mencoba menggebuki seorang fotografer yang bekerja untuk EgyptAir, yang mengambil sejumlah gambar para keluarga yang menanti dalam ruangan itu. Pihak keamanan berhasil mengamankan situasinya.
Dengan adanya situs-situs peninggalan kuno dan resor Laut Merah, Mesir merupakan sebuah negara tujuan bagi para pelancong dari negara Barat. Namun industrinya mendapatkan pukulan atas jatuhnya sebuah pesawat Metrojet milik Rusia pada Oktober lalu, yang menewaskan seluruh 224 orang penumpang di dalamnya, begitu pula dengan adanya kegiatan para ekstremis dan serangkaian serangan bom.
Pesawat Airbus A320s itu umumnya mengangkut 150 orang, yang artinya pesawat EgyptAir itu terisi kurang dari sepertiganya.
Pengendali lalu lintas udara Yunani berbicara kepada pilot saat pesawat itu melintas di atas pulau Kea, yang diyakini sebagai kontak terakhir dari pesawat itu, dan tidak ada masalah yang dilaporkan.
Namun sebelum diserahkan kepada pihak pengendali Mesir, kontak dengan pesawat itu tidak dijawab.
"Sekitar tujuh mil sebelum pesawar itu memasuki wilayah udara Kairo, pengendali lalu lintas udara Yunani mencoba melakukan kontak dengan pilot namun tidak mendapatkan jawaban," ujar Kostas Litzerakis, kepala departemen penerbangan sipil Yunani. Sesaat sebelum keluar dari wilayah udara Yunani, pesawat itu hilang dari radar, ujarnya.
Di Paris, seorang sumber kepolisian mengatakan bahwa para penyelidik sedang mewawancarai sejumlah petugas yang bertugas di bandara Roissy pada Rabu sore untuk mencari apakah mereka mendengar atau melihat sesuatu yang mencurigakan. "Kami berada di tahap awal disini," sumber itu menyebutkan.
Pihak Airbus mengatakan bahwa pesawat A320 itu diserahkan kepada EgyptAir pada November 2003 dan telah memiliki sekitar 48.000 jam terbang. Pilot pesawat yang hilang itu memiliki 6.275 jam terbang, termasuk 2.101 jam dengan menggunakan A320, sementara petugas pertamanya memiliki 2.766 jam terbang, EgyptAir mengatakan.
Adam Schiff, seorang tokoh dari Komite Intelijen Amerika Serikat, mengatakan tidak ada kesimpulan yang dapat disimpulkan saat ini namun aksi terorisme merupakan sebuah kemunginan penyebab.
"Jika benar penyebabnya adalah terorisme, maka itu akan mengungkap sebuah tingkat kerentanan yang baru terhadap pesawat, tidak hanya dalam penerbangan dari Timur Tegah, namun yang berasal dari jantung Eropa dan dengan, setidaknya dalam teorinya, yang memiliki pertahanan bandara lebih besar," kata dia.
Sejumlah negara lain menawarkan untuk membantu dalam penyelidikan itu termasuk Amerika Serikat, dimana Pratt & Whitney, perusahaan pembuat mesin pesawat itu bermarkas.
Pemerintah Rusia dan negara Barat mengatakan bahwa pesawat Metrojet yang mengalami kecelakaan pada 31 Oktober lalu kemungkinan disebabkan oleh bom, dan kelompok bersenjata ISIS mengatakan bahwa mereka telah berhasil menyelundupkan sebuah perangkat peledak dalam pesawat itu.
Kecelakaan itu menyebabkan keraguan terhadap kampanye Mesir untuk mencegah kekerasan dari para ekstremis. Para militan telah menggencarkan serangan terhadap tentara dan polisi Mesir sejak Sisi, yang duunya menjabat sebagai kepala militer, menggulingkan presidn Mohamed Mursi, yang merupakan seorang ekstremis, pada 2013 setelah adanya protes besar-besaran terhadap pemerintahannya.
Pada Maret, sebuah pesawat EgyptAr yang terbang dari Alexandria menuju Kairo dibajak dan dipaksa mendarat di Siprus oleh seorang pria yang disebut mengenakan sebuah sabuk bunuh diri palsu. Dia ditahan setelah menyerahkan dirinya.
Maskapai EgyptAir memiliki 57 unit pesawat Airbus dan Boeing, termasuk 15 pesawat varian A320, menurut airfleets.com.
Penerjemah: Mabrian/F Assegaf
Berita Terkait
Jokowi lepas bantuan kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan
Rabu, 3 April 2024 8:55 Wib
Tampil mengecewakan di Piala Afrika, Mesir pecat pelatih
Selasa, 6 Februari 2024 5:17 Wib
Mesir secara dramatis lolos 16 besar Piala Afrika
Selasa, 23 Januari 2024 7:49 Wib
Alami cedera, Moh Salah tinggalkan Piala Afrika untuk pemulihan di Liverpool
Senin, 22 Januari 2024 19:19 Wib
Moh Salah cedera bersama timnas Mesir, Klopp buka suara
Jumat, 19 Januari 2024 22:27 Wib
Piala Afrika: Mesir gagal lagi raih kemenangan usai ditahan imbang Ghana 2-2
Jumat, 19 Januari 2024 9:11 Wib
Piala Afrika: Moh Salah selamatkan Mesir, Ghana dikalahkan Tanjung Verde
Senin, 15 Januari 2024 5:29 Wib
Mush'ab, relawan yang rela tinggalkan keluarga demi distribusi bantuan bagi rakyat Palestina
Rabu, 6 Desember 2023 21:13 Wib