Petani Moromoro Mesuji Lampung Demo Hari Buruh

id petani moromoro mesuji, peringati hari buruh, 1 mei 2016, tertib dan aman

Petani Moromoro Mesuji Lampung Demo Hari Buruh

Petani Mesuji saat melakukan aksi long march memperingati Hari Buruh Sedunia, Minggu (1/5). (ist)

...Aparat kepolisian setempat melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik yang dilewati para petani yang berdemo tersebut...
Mesuji, Lampung  (ANTARA Lampung) - Ratusan petani Moromoro Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Sedunia pada 1 Mei 2016 dengan melakukan konvoi di Jalan Lintas Timur Sumatera wilayah Mesuji.

Aksi demo dengan rute dari Simpang D menuju Tugu Selamat Datang (Tugu Tani) di Simpang Asahan, Mesuji, Minggu, berlangsung tertib meskipun menyebabkan arus kendaraan di Jalinsum setempat mengalami kemacetan hingga 5 km lebih.

Menurut Kasat Intel Polres Mesuji AKP Sudarso, kepolisian setempat mengerahkan sedikitnya 100 polisi untuk mengamankan peringatan Hari Buruh Sedunia di Kabupaten Mesuji.

Aksi peringatan Hari Buruh 2016 itu dilaksanakan selama tiga jam, yakni dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Aparat kepolisian setempat melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik yang dilewati para petani yang berdemo tersebut.

Mereka umumnya menggunakan kendaraan roda dua, meski ada pula yang menggunakan kendaraan roda empat, seperti pick up.

Menurut salah satu petugas kepolisian setempat, aksi memperingati Hari Buruh Sedunia di wilayah Mesuji hari ini berlangsung tertib dan suasana daerah itu juga kondusif.

Polres Mesuji mengidentifikasi dua titik rawan massa buruh yang berorasi pada long march itu, yakni Simpang D Mesuji dan Tugu Tani di Simpang Asahan.

Sekjen Persatuan Petani Moromoro Way Serdang (PPMWS) Sahrul Sidin mengatakan, aksi peringatan Hari Buruh ini merupakan hari perjuangan kelas buruh sedunia, dilakukan long march dengan rute yang dilalui dari Simpang D menuju Tugu Selamat Datang (Tugu Tani) di Simpang Asahan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 1 Mei 2016 dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai, dengan jumlah massa aksi ratusan orang.

Ia menambahkan, aksi tersebut dilakukan karena persoalan perburuhan memiliki kaitan erat dengan persoalan kaum tani di desa-desa termasuk di daerah ini.

Monopoli tanah yang dilakukan perusahaan besar, dengan berbagai skema perampasan tanah, akan menyebabkan petani tidak memiliki tanah, kata dia pula.

Kondisi itu, menurutnya, kemudian membuat para petani akan menjadi cadangan tenaga kerja murah untuk menopang industri imperialis.

Kondisi inilah yang membuat buruh akan terus menerus dalam posisi rendah, katanya lagi.(Ant)