Polda Luncurkan Buku "Bhayangkara Lampung Melintas Badai"

id kapolda lampung, edward syah pernong, ike edwin

Polda Luncurkan Buku "Bhayangkara Lampung Melintas Badai"

Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin (FOTO ANTARA Lampung/Agus Setyawan)

Bandaralampung, (ANTARA Lampung) - Kepolisian Daerah Lampung meluncurkan buku "Bhayangkara Lampung Melintas Badai" yang berisi berbagai upaya polisi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan kearifal lokal.

"Buku ini merupakan gambaran keseriusan Polda Lampung menangani berbagai kasus kejahatan dengan memanfaatkan atau mengedepankan kearifan lokal sebagai sarana serta upaya pengentasan kejahatan di provinsi ini," kata Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin saat peluncuran buku tersebut di Mahan Agung (Rumah Dinas Gubernur Lampung) di Bandarlampung, Rabu.

Menurut dia, buku itu merupakan potret transformasi atau perubahan dari polisi yang ditakuti hingga polisi yang dekat di hati masyarakat.

"Bagaimana polisi mengatasi masalah dengan mengedepankan kearifan lokal sehingga masyarakat diajak untuk ikut merasakan atau memiliki sehingga menjaga keamanan yang kondusif juga merupakan kewajiban masyarakat provinsi ini," kata dia.

Untuk itu, dia berharap ke depan masyarakat dapat ikut dan berperan aktif dalam upaya pengamanan wilayahnya, bisa dengan mengefektifkan sistem keamanan lingkungan (sikamling) atau ronda sehingga mampu meredam aksi kejahatan di wilayahnya.

"Paling tidak bisa melakukan pencegahan di lingkungan sekitarnya terlebih dahulu," kata dia.

Sementara itu, mantan Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah menulis serta menerbitkan buku tentang Polda Lampung.

Dengan adanya buku ini masyarakat akan lebih mengenal program Polda Lampung sehingga bisa menekan tindakan kriminal di Provinsi Lampung.

"Program `anjau silau` merupakan misi kepolisian untuk mengayomi dan mencegah terjadinya tindak kejahatan mulai dari bawah atau lingkungan masyarakat setempat," kata Edward.

Ia menyebutkan, polisi bekerja dengan mengedepankan kearifan lokal sehingga mampu menggandeng masyarakat dalam upaya penanganan kasus-kasus kriminal.

"Kearifan lokal masyarakat adat Lampung untuk menekan potensi konflik di daerah bisa dilakukan apabila adanya keterikatan atau kebersamaan antara kepolian dan warganya," ujar dia.

Edwar juga mengatakan, buku itu berisi ulasan-ualasan tentang "rembuk pekon" (desa) dan "anjau silau". Buku "Bhayangkara Lampung Melintas Badai" juga menjelaskan mengenai program Tekab 308 serta sejarah terbentuknya Polda Lampung hingga polres-polres di jajaran Polda setempat.***2***