Peluang Tottenham menangi gelar Liga Inggris semakin menipis

id Peluang Tottenham hotspur, menangi gelar Liga Inggris, semakin menipis, liga inggris

Peluang Tottenham menangi gelar Liga Inggris semakin menipis

Peluang Tottenham Hotspur untuk memenangi gelar Liga Inggris semakin menipis setelah mereka ditahan imbang 1-1 oleh tamunya West Bromwich Albion pada Senin (25/4) (ist)

London (Antara/Reuters/ANTARA Lampung) - Peluang Tottenham Hotspur untuk memenangi gelar Liga Inggris semakin menipis setelah mereka ditahan imbang 1-1 oleh tamunya West Bromwich Albion pada Senin, yang membuat Leicester City semakin dekat untuk dimahkotai gelar juara Inggris untuk pertama kalinya.

Gol bunuh diri Craig Dawson pada menit ke-32 membawa Tottenham memimpin, ketika mereka berupaya memangkas keuggulan Leicester kembali menjadi sebesar lima angka.

Namun Tottenham tampil buruk pada babak kedua dan Dawson menebus kesalahannya ketika sundulannya membawa timnya menyamakan kedudukan pada menit ke-72, untuk membungkam para penggemar tuan rumah dan tidak diragukan lagi memicu pesta di Midlands timur.

Upaya Tottenham mengenai tiang gawang sebanyak tiga kali pada malam yang membuat frustrasi, dan Leicester kini dapat mengamankan gelar jika mereka mampu mengalahkan Manchester United di Old Trafford pada Minggu.

Dengan tiga pertandingan tersisa, Leicester memiliki 76 angka, sedangkan Tottenham, satu-satunya tim yang mampu menggagalkan mereka meraih gelar, mengoleksi 69 angka.

Manchester City dan Arsenal masing-masing memiliki 64 angka.

"Ini sangat membuat frustrasi," kata manajer Tottenham Mauricio Pochetino kepada para pewarta. "Ini merupakan pertandingan yang harus kami menangi." "Pada babak pertama kami bermain sangat baik namun kami menghabiskan banyak energi untuk mengubah skor menjadi 1-0, dan pada babak kedua kami sedikit kehilangan kendali permainan dan itu membuat mereka percaya." Saat ditanyai apakah Tottenham telah membuang peluang untuk meraih gelar, pria Argentina ini menambahi, "Ini belum selesai, selisihnya adalah tujuh angka dan kami memiliki tiga pertandingan tersisa. Namun memang benar bahwa ini sangat sulit." Tottenham menguasai jalannya babak pertama, dan West Brom terkurung di area pertahanannya sendiri pada 15 menit pembukaan.

Pencetak gol terbanyak Harry Kane melihat tembakannya dari jarak dekat dapat dialihkan ke sisi gawang oleh kiper West Brom Boaz Myhill, dan kemudian tendangan bebas pengatur permainan Tottenham asal Denmark Christian Eriksen mengenai mistar gawang.

Bagaimanapun, West Brom tampil dengan cukup terorganisir, dan mampu menjinakkan serangan Tottenham sampai gol pembukaan tercipta dalam situasi yang tidak biasa.

Tendangan bebas berbahaya Eriksen ditujukan ke arah Jan Vertonghen, namun Dawson, yang berupaya mengintersepnya, tersandung, dan melihat bola mengarah masuk ke gawangnya sendiri.

Terdapat aroma kelegaan di White Hart Lane, ketika para penggemar tuan rumah mulai kembali bermimpi untuk meraih gelar perdana sejak 1961.

Namun babak kedua tidak berlangsung sesuai rencana.

West Brom tampil lebih ambisius, menimbulkan masalah-masalah bagi Tottenham dengan banyaknya kiriman bola tinggi ke area penalti mereka.

Bahkan dalam situasi demikian, Tottenham masih berpeluang menggandakan keunggulan mereka ketika Eriksen dan Dele Alli bekerja sama untuk memberi umpan kepada Erik Lamela, namun tembakan jarak dekatnya mengenai bagian bawah tiang gawang.

Eriksen melepaskan tembakan melengkung yang melebar, namun gol kedua tidak juga tercipta dan rasa cemas mulai melanda.

Salomon Rondon menanduk bola melebar saat dirinya tidak terkawal, dan tembakan lain dapat ditepis oleh Hugo Lloris. Dari tendangan bebas yang dihasilkan, bola mengarah ke kotak penalti dan Dawson melompati melampaui Eric Dier untuk menanduk bola melewati Lloris.

Tottenham tersentak dan tidak pernah benar-benar terlihat akan mencetak gol kemenangan yang akan membuat mereka terus menekan Leicester. Meski Pochettino menolak mengakui kekalahannya, prioritas timnya saat ini tentu saja akan tertuju pada mengamankan peringkat kedua.