Gempa Taiwan : 130 orang masih terperangkap

id Gempa Taiwan : 130 orang masih terperangkap

Tainan, Taiwan (Antara/Reuters) - Regu penyelamat di Taiwan menemukan seorang pemuda yang selamat dari gedung apartemen yang runtuh pada Minggu, lebih dari 24 jam setelah gempa bumi mengguncang pulau itu.
        
Di saat bersamaan masih terus mencari lebih dari 130 orang lainnya yang diyakini masih terjebak di dalam reruntuhan.
         
Pemuda berusia 20 tahun itu dikenali sebagai Huang Kuang wei oleh media Taiwan dan saat ini dia dibawa ke rumah sakit.
         
Para pemadam kebakaran, aparat polisi, tentara dan sejumlah sukarelawan menyisir reruntuhan tersebut, beberapa menggunakan tangan mereka, dengan disaksikan oleh sejumlah keluarga korban dengan cemas yang mengenakan jaket tebal, topi wol dan syal pada pagi hari yang sangat dingin.
         
"Dia tidak menjawab telepon saya, saya mencoba untuk menahan perasaan saya dan tetap tegar. Saya akan melakukannya hingga saya menemukannya," ujar seorang wanita dengan nama belakang Chang, 42, yang menunggu kabar mengenai anak perempuannya yang berusia 24 tahun dan tinggal di lantai kelima apartemen itu.
         
"Tidah ada yang lebih penting selain menyelamatkannya. Wanita yang tinggal di seberang lorong telah diselamatkan kemarin. Saya yakin mereka akan menemukannya, namun saya juga telah bersiap untuk kemungkinan terburuk. Sudah lebih dari 20 jam sekarang," tambahnya.
         
Setidaknya 18 orang dikabarkan tewas pada gempa yang mengguncang sekitar pukul 04.00 pagi Sabtu lalu, pada awal hari libur Tahun Baru Imlek, 16 di antaranya ditemukan di bangunan Wei Guan Golden Dragon yang runtuh di bagian selatan Tainan.
         
Sejumlah 132 orang masih berada di bawah reruntuhan wilayah permukiman itu, ujar seorang pejabat pemerintah kota bernama belakang Chen, dengan sekitar 30 di antaranya terperangkan sangat dalam di bawah reruntuhan.
         
Tingkat bagian bawah bangunan itu saling menumpuk dikarenakan gempa berkekuatan 6,4 skala Richter dan kemudian seluruh struktur bangunan menindihnya, menyebabkan timbulnya pertanyaan tentang kualitas bahan bangunan dan pekerja yang digunakan dalam pembangunannya pada 1990an silam.