Batik Indonesia makin diminati di Jepang

id batik indonesia, diminati jepang

Batik Indonesia makin diminati di Jepang

Perajin menyelesaikan proses pembuatan batik di sentra batik desa Klampar, Pamekasan, Jatim, Selasa (6/10). (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

...Mereka menyukai batik dan banyak yang ingin belajar membatik, antusiasme mereka untuk belajar batik sangat tinggi," kata Dody...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Batik Indonesia terbukti semakin diminati berbagai kalangan masyarakat di Jepang, karena salah satunya sesuai dan mudah untuk dipadupadankan dengan model pakaian Jepang seperti kimono dan yukata.

Kasi Festival, Seni dan Budaya Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Dody Prianto di Jakarta, Minggu, mengatakan masyarakat Jepang yang mengikuti workshop "Experience The Wonderful of Indonesia Through Batik Workshop" di ASEAN-Japan Centre, Tokyo mengaku suka dengan batik Indonesia.

"Mereka menyukai batik dan banyak yang ingin belajar membatik, antusiasme mereka untuk belajar batik sangat tinggi," kata Dody.

Ke depan Dody ingin menjadikan batik sebagai salah satu instrumen untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di Jepang.

"Dengan begitu masyarakat Jepang akan banyak yang tertarik hingga berkunjung ke Indonesia untuk berwisata," katanya.

Salah satu peserta workshop seperti yang disebutkan Dody adalah Mizuki Murayama, mahasiswi Takushoku University. Murayama mengatakan batik merupakan busana tradisional Indonesia yang masih banyak digunakan.

"Batik seperti kimono di Jepang. Saya suka kimono, tapi saya juga suka batik," kata gadis yang sudah beberapa kali ke Indonesia dan sedang belajar Bahasa Indonesia itu.

Murayama mengaku memiliki tujuh sarung batik yang seluruhnya dibeli di Yogyakarta. Dia berharap batik dan kimono bisa sama-sama diterima masyarakat internasional.

Kecintaan Murayama tidak hanya kepada batik. Secara umum, dia juga mengaku sangat mencintai Indonesia. Dia bahkan bercita-cita bisa tinggal dan bekerja di Indonesia.

"Orang Indonesia sangat baik hati. Orang Indonesia juga punya banyak waktu untuk bersama keluarga dan teman-teman," tuturnya.

Sementara itu, Nabuko Sasaki, pensiunan dosen Bahasa Indonesia di beberapa universitas di Jepang mengaku selalu menggunakan batik saat mengajar di kelas.

"Itu sekaligus untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada murid-murid. Saya punya beberapa busana batik yang dibeli di Tanah Abang Jakarta, Malioboro Yogyakarta dan Batik Keris Semarang," katanya.

Sasaki mengaku sangat senang mengikuti workshop batik yang diadakan Kementerian Pariwisata RI di Jepang. Apalagi, dia berkesempatan mencoba membuat batik sendiri.

"Saya sudah pernah membaca dan melihat video proses membuat batik sebelumnya, tapi ini pengalaman saya membuat batik secara langsung. Ternyata sangat sulit. Pengrajin batik harus sabar dan perlu waktu lama untuk menciptakan sebuah karya," katanya.