Akibat El Nino, terumbu karang alami "bleaching" terburuk

id Akibat El Nino, terumbu karang alami bleaching terburuk

Sydney (Antara/Xinhua-OANA) - Beberapa ilmuwan Australia bersiap-siap untuk menghadapi apa yang diramalkan sebagai peristiwa "bleaching" terumbu karang terburuk yang paling merusak di negeri itu sepanjang sejarah akibat gabungan peningkatan temperatur air laut dan El Nino tahun ini.
        
Ilmuwan kelautan dari seluruh negeri tersebut telah berkumpul di Perth, Australia Barat, untuk membuat rencana bagi pemantauan dan penilaian kerusakan sesegera mungkin.
        
Sistem cuaca El Nino telah mengakibatkan peristiwa "bleaching (pemutihan)" terumbu karang massal di seluruh Australia, dan "Godzilla" tahun ini terbukti lebih mengkhawatirkan.
        
"Itu bisa benar-benar buruk, itu mungkin menjadi salah satu peristiwa terburuk yang telah kita saksikan, tapi itu masih sulit diketahui," kata ilmuwan Departemen WA di Parks and Wildlife Kelautan Shaun Wilson kepada lembaga penyiaran nasional Australia pada Jumat.
        
"Bleaching" terumbu karang terjadi ketika tekanan seperti panas mengakibatkan hewan mengeluarkan ganggang simbiotik, kehilangan gizi penting dan warna, yang telah mengakiabtkan kehilangan banyak habitat produktif buat ikan.
        
"Ketika terumbu karang memutih, terumbu karang tersebut tidak lagi memperoleh cukup energi pangan dan pertumbuhannya mulai lambat. Terumbu karang itu mulai kehilangan lemaknya dan cadangan energi lain --mirip seperti yang terjadi pada manusia selama masa sulit," kata Dr. Verena Schopf dari University of Ocean Institute di Western Australia.
        
"Terumbu karang itu kemudian menjadi makin lemah dan mudah terserang penyakit, dan ketika proses pemutihan berkepanjangan, terumbu karang tersebut mati," kata Dr. Verena Schopf, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.
        
Para peneliti berencana bergerak pada Januari untuk mendirikan stasiun pemantauan di seluruh Northern Australia guna mendokumentasikan seberapa luas, parah dan khas akibat dari peristiwa "bleaching" tersebut.
        
Terumbu karang dapat pulih dari peristiwa "bleaching", namun kejadiah parah bisa sangat mempengaruhi terumbu karang sampai 10 tahun untuk bisa pulih, sehingga memicu keprihatinan di kalangan ilmuwan di tengah peningkatan temperatur air laut global.
        
Terumbu karang dengan tingkat lemak tinggi atau cadangan energi lain dapat bertahan dari dampak peristiwa "bleaching" tahunan, kata peneliti UWA. Temuan itu penting untuk meramalkan keuletan terumbu karang dan kemampuannya untuk pulih dari peristiwa yang makin sering akibat perubahan iklim.
        
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem lau yang paling penting dan produktif, yang menjadi andalan dunia bagi pariwisata dan penangkapan ikan yang berkesinambungan.