Festival bambu nusantara 2015 promosikan pariwisata Lampung

id festival bambu nusantara, pariwisata lampung,

 Festival bambu nusantara 2015 promosikan pariwisata Lampung

Festival Bambu Nusantara 2015 yang akan berlangsung di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada Kamis hingga Minggu 29-30 November 2015 diharapkan mampu mempromosikan pariwisata di provinsi tersebut. (ist)

Jakarta (ANTARA Lampung) - Festival Bambu Nusantara 2015 yang akan berlangsung di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada Kamis hingga Minggu 29-30 November 2015 diharapkan mampu mempromosikan pariwisata di provinsi tersebut.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya memberikan pendukungan terhadap penyelenggaraan acara tersebut.

"Penyelenggaraan Festival Bambu Nusantara (FBN) yang ke-9 tersebut dalam rangka mengapresiasi para seniman bambu dan sebagai upaya regenerasi para talenta muda sekaligus menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata Lampung dalam bingkai Pesona Indonesia," kata Esthy Reko Astuti.

Ia mengatakan, penyelenggaraan FBN sebelumnya berlangsung di Jakarta dan Bandung, namun khusus pada tahun ini sengaja digelar di Kabupaten Pringsewu, Lampung.

"Sesuai dengan namanya Pringsewu berarti Seribu Bambu, kabupaten ini akan dipromosikan dan dipopulerkan sebagai tujuan wisata bambu Indonesia," kata Esthy Reko Astuti.

Esthy mengatakan, keberadaan Pringsewu sebagai tujuan wisata Bambu Indonesia diharapkan akan menjadi daya tarik baru yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) ke Provinsi Lampung.

Dengan begitu kata dia, ke depan mampu memberikan dampak secara nasional dalam pencapaian target kunjungan 10 juta wisman dan 255 juta perjalanan wisnus tahun ini dan akan meningkat menjadi dua kali lipat 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada lima tahun ke depan atau 2019.

Esthy Reko Astuti mengatakan lebih jauh, posisi Provinsi Lampung yang strategis berada di ujung perlintasan Sumatera-Jawa sangat potensial sebagai tujuan wisata bagi wisnus yang sebagian besar masih didominasi dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Banten.

"Pada 2014 kontribusi wisnus dari lima provinsi ini mencapai 63 persen atau sebanyak 158,9 juta dari total perjalanan 251,2 juta wisnus. Sebagian perjalanan wisnus tersebut mengunjungi tujuan wisata Lampung," kata Esthy.

Menurut panitia pelaksana FBN 2015, penyelenggaraan festival ini dipersiapkan sebagai titik awal terbentuknya forum seniman bambu Indonesia maupun menjadi agenda sirkuit festival kebudayaan dunia serta untuk meningkatkan kepedulian (public awareness) masyarakat terhadap peranan bambu dalam kesenian, kebudayaan, dan lingkungan hidup.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program promosi Kemenpar- Kabinet Kerja.

Musik tradisional Penyelenggaraan FBN 2015 akan dimeriahkan dengan pertunjukan musik tradisional antara lain; Gamolan (Pringsewu), The Bamboo Big Band (Pringsewu) Gamelan Awi Wanaselaras (Tasikmalaya), Awi Sampurasun (Cimahi), Bamboosa (Yogyakarta), Sendratasik SKIP Metro, Lampung Sanggar Seni Simpay Bamboo Bagea (Cianis Yogyakarta Ensamble Etnik (lampung), Jegog Bali Bale Seni Ciwasiat.

Selain itu, Angklung Renteng (Pandegelang) serta menampilkan bintang tamu nasional Charly Setia Band.

"Seperti yang kita ketahui, bambu sangat bermanfaat dari daun hingga akarnya. Banyak produk yang dihasilkan dari bambu, daun sebagai pembungkus barang, batang untuk anyaman perabotan dan instrumen musik akar mudanya dapat dimakan yang sering kita sebut dengan sayur rebung," katanya.

Di Indonesia, hampir setiap wilayah memiliki tumbuhan bambu dan masing masing memiliki produk yang terbuat dari bambu mewakili karakter daerah tersebut.

Bambu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bambu banyak digunakan sebagai perabotan rumah tangga dan menjadi bahan kuliner yang sangat populer seperti lumpia dan gulai rebung.

Bambu juga digunakan sebagai alat musik seperti angklung yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia.