Indonesia waspada menghadapi teror

id Indonesia waspada menghadapi teror

Indonesia waspada menghadapi teror

Pasukan anti-teror TNI (Antaranews.com)

Jakarta (Antara Lampung) - Teror sedang menghantui dunia, baik berupa ancama maupun serangan bersenjata hingga bom bunuh diri oleh kelompok teroris.
         
Pemerintah di banyak negara meningkatkan kewaspadaan bahkan menangkap orang-orang yang mencurigakan atau terkait gerakan terorisme.
         
Pascaserangan teroris di pusat kota dan sekitar Paris, Prancis, pada Jumat waktu setempat atau Sabtu (14/11) dini hari WIB, mengakibatkan lebih dari 120 orang tewas dan setidaknya 180 orang lainnya cedera.
         
Korbannya tidak hanya penduduk setempat tetapi juga warga negara asing.
         
Teror mematikan di Paris itu terjadi sehari setelah bom kembar di Beirut merenggut 44 jiwa dan hampir dua pekan setelah kelompok peneror menjatuhkan satu jet Rusia yang bertolak dari Mesir.
        
Sebanyak 224 awak dan penumpang pesawat tersebut meninggal dalam peristiwa itu.
         
Dalam serangkaian teror di Paris, sebanyak delapan milisi terbunuh, tujuh di antaranya dalam keadaan mengenakan rompi bom.    
   
Empat dari para penyerang tewas itu di dalam gedung konser Bataclan, tiga di antaranya mengaktifkan rompi bunuh diri, sementara satu lainnya karena ditembak polisi.
        
Ketua Komisi I DPR RI antara lain membidang masalah luar negeri, Mahfudz Siddiq menyampaikan analisis mengenai teror itu. Yang harus dikritisi jika pelaku benar dari ISIS maka ini adalah bagian dari skenario untuk menarik negara-negara Eropa untuk masuk dan terlibat dalam konflik bersenjata di Timur Tengah, setelah Rusia terlibat secara militer.
         
"Karena kita tahu ISIS sarat dengan campur tangan dan kepentingan sejumlah negara," kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu.
         
Informasi yang telah dipublikasikan menyebutkan, lebih dari 500 warga Prancis diperkirakan bergabung dengan Negara Islam (IS) di Suriah dan Irak, sementara 250 orang lainnya telah kembali dan sekitar 750 orang mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok garis keras tersebut.
         
Prancis bergabung dengan serangan udara pimpinan AS, yang menjadikan ISIS target serangan di Irak selama setahun.
         
Pada September lalu, Prancis memulai pengeboman terhadap milisi di Suriah.
         
Karena itu, Mahfudz mengingatkan semua pihak mengenai kemungkinan pola konflik kawasan yang sedang terjadi di Timteng akan terus meluas ke berbagai negara lain.


                                                                               Kewaspadaan Indonesia
    
Pemerintah Indonesia selain mengutuk keras aksi terorisme itu juga meningkatkan kewaspadaan.
         
Kepolisian RI berkoordinasi langsung dengan pihak intelijen Perancis guna menyelidiki jejak jaringan teroris yang melakukan sejumlah serangan mematikan di Paris beberapa waktu lalu.
         
"Saya harus cek betul dari jaringan-jaringan intelijen, baik yang ada di Indonesia maupun di Paris. Koordinasinya bisa langsung, bisa juga melalui perwakilan kita di sana," kata Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti.
         
Kapolri terus mendalami keterlibatan warga Prancis yang sempat masuk ke Indonesia, namun tidak ingin terburu-buru menyimpulkan keterlibatan mereka dengan kelompok bersenjata ISIS.
         
"Kita tentu harus mendalami karena orang Prancis itu ada beberapa yang masuk ke Indonesia, baik ke Bandung maupun ke Batam. Saya tidak bisa buru-buru menyimpulkan apakah mereka terlibat dalam jaringan itu atau tidak," katanya.
         
Untuk mengantisipasi penyebaran paham radikalisme dari kelompok bersenjata ISIS, Kapolri melakukan pengamanan secara dua arah.
         
Selain memonitor WNI yang ditahan di negara lain akibat bermasalah secara administratif perjalanan maupun perbuatan, Polri juga melakukan tindakan preventif bagi warga yang akan masuk ke Tanah Air.
         
Selama ini, lanjut Badrodin, antisipasi masuknya anggota kelompok bersenjata ISIS dilakukan dengan memperketat pemeriksaan di perbatasan, bandara, pelabuhan dan akses masuk ke wilayah NKRI.
         
"Semua ada yang keluar dan ada yang masuk. Kalau yang masuk tentu kita lakukan pemeriksaan, kalau memang ada pelanggaran hukum yang dilakukan ya kita proses," katanya.
         
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mencatat 384 warga negara Indonesia (WNI) bergabung ke ISIS.
         
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu juga memantau WNI yang telah kembali ke Tanah Air tercatat sebanyak 46 orang usai menjadi "pejuang" di Suriah.
         
"Kita sudah paham dan tetap memonitor secara ketat jaringan itu," tutur Tito. Ia mengakui jaringan teroris meluas di Indonesia dibanding sebelumnya berdasarkan analisa di lapangan.
         
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan untuk mengantisipasi gerakan terorisme memerlukan peran semua pihak. "Semua pihak harus menjadi mata dan telinga untuk memantau situasi terkait perkembangan terorisme," katanya.
         
Ia mengatakan tidak bisa menentukan daerah mana yang rawan terorisme karena teroris bisa muncul di mana saja. Oleh karena itu aparat di mana pun bertugas harus selalu mengantisipasi hal itu melalui cegah dan deteksi dini.

                                                                       Bela Negara
     
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menginginkan segera mencetak kader bela negara untuk menangkal terorisme.
         
"Tragedi Paris merupakan refleksi bahwa keberadaan ancaman sangat nyata di depan kita dan selalu menghantui," kata Ryamizard saat menjadi pembicara kunci di seminar bertajuk Bela Negara Suatu Keniscayaan untuk Bangsa dan Negara, di Universitas Pertahanan Indonesia, Sentul, Bogor,  Senin (16/11).
         
Salah satu cara efektif dalam memerangi perang asimetris seperti yang terjadi di Prancis adalah dengan cara menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta yang berbasis kekuatan rakyat.
         
Sebagai negara yang bukan agresor atau yang tak menyerang negara lain, Indonesia harus memiliki pertahanan yang berbasis rakyat banyak. Apalagi Indonesia berada di kawasan yang strategis. Negara-negara lain banyak yang mengintai kekayaan Indonesia.
         
Menhan ingin masyarakat tak mudah dipengaruhi atau diprovokasi. Tujuan bela negara adalah untuk membentuk wawasan kebangsaan yang kuat bagi masyarakat dan agar tak mudah tercerai-berai. "Ancaman yang paling nyata saat ini bukan perang terbuka tetapi perang asimetris," katanya.
         
Perang asimetris yang dimaksud adalah pemberontakan bersenjata, ancaman teror, serangan siber, hingga serangan intelijen.
         
Pengamat militer dari UI Andi Widjajanto berpendapat Indonesia harus segera merampungkan strategi pertahanan nonmiliter untuk mengantisipasi ancaman di luar ancaman militer, seperti terorisme. Bahkan, bencana asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan belakangan ini bisa dikategorikan sebagai ancaman nonmiliter.
         
"TNI dan Kemhan saja sudah merumuskan ancaman militer hingga 2024 melalui pembangunan MEF (kekuatan pokok minimal/minimum essential force). Kemungkinan ancaman militer itu sangat kecil terjadi, tapi kita sudah merumuskannya," kata mantan Sekretaris Kabinet itu.
         
Dia berharap strategi pertahanan nonmiliter bisa dirumuskan layaknya merumuskan MEF.
         
Andi mengingatkan ancaman seperti perang hibrida, perang siber, atau terorisme, selalu datang setiap waktu. Tercatat, ada 40 ribu serangan siber setiap harinya ke Indonesia. Negara ini lebih siap menghadapi perang terbuka. Untuk sesuatu yang bisa terjadi setiap saat, kita malah tak rapi mempersiapkannya. Kita tak punya cara menghadapi ancaman yang riil. Kita tak punya perangkatnya.
        
"Ini ironis," kata Andi menegaskan.
        
Ia berharap pemerintah segera membangun postur pertahanan nonmiliter agar bisa merumuskan dan mengantisipasi ancaman asimetris. Strategi pertahanan nonmiliter relevan dengan sistem pertahanan rakyat semesta yang dianut Indonesia.