Kairo (Antara/Xinhua-OANA) - Pesawat Rusia pecah di udara sebelum jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, pada Sabtu (31/10), demikian laporan surat kabar resmi Mesir, Ahram, Ahad (1/11).
Ahram mengatakan seorang pejabat di Komite Penerbangan Antar-Negara Rusia mengatakan dalam satu wawancara dengan kantor berita RIA-Novosti bahwa pesawat tersebut pecah di udara dan pecahannya tersebar di daerah yang luas.
Kepala Panel Penerbangan Rusia Viktor Sorochenko mengatakan terlalu dini untuk memastikan penyebab kecelakaan tragis itu.
Sorochenko memimpin satu komite internasional yang terdiri atas ahli dari Rusia, Mesir, Prancis, dan Irlandia untuk menyelidiki kecelakaan tersebut, kata Xinhua --yang dipantau oleh Antara di Jakarta, Senin pagi. Penyelidikan dimulai pada Ahad pagi, dan diawali dengan menganalisis dua kotak hitam catatan data pesawat, yang telah ditemukan pada Sabtu malam (31/10).
Sementara itu, Lembaga Forensik Medis Mesir (FMA) mulai mengirim mayat korban pesawat Rusia yang naas tersebut ke Kedutaan Besar Rusia di Kairo serta keluarga korban.
Sejauh ini sebanyak 187 mayat ditemukan di lokasi kecelakaan, kata kantor berita resmi Mesir, MENA.
Penyelidikan awal menunjukkan tak ada saksi mata dan beberapa rekaman video mengenai kecelakaan tersebut yang disiarkan daring terbukti palsu.
Kabinet Mesir pada Ahad menyatakan pencarian telah diperluas setelah ditemukannya mayat tersebar di wilayah seluas delapan kilometer persegi.
Satu pesawat perusahaan penerbangan Rusia, dengan 224 penumpang dan anggota awak, jatuh di daerah pegunungan di Semenanjung Sinai, yang bergolak, pada Sabtu.
Satu kelompok gerilyawan yang berafiliasi pada Negara Islam di Mesir mengaku bertanggung-jawab atas kecelakaan tersebut, tapi pernyataan itu tak bisa diabsahkan.
Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail pada Sabtu mengatakan bahwa tak mungkin untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat Rusia itu sampai kota hitamnya diperiksa.
"Para ahli menekankan bahwa satu pesawat yang terbang yang memiliki teknologi tinggi tak bisa ditembak-jatuh," kata Ismail. Ia menambahkan "tak ada kegiatan yang tidak biasa" diduga berada di belakang peristiwa tersebut.
Pesawat Airbus A-321 yang dioperasikan oleh Perusahaan Penerbangan Rusia Kogalymavia dan membawa 217 penumpang serta tujuh anggota awak jatuh di Semenanjung Sinai tak lama setelah pesawat itu lepas-landas dari Kota Pelancongan Laut Merah, Sharm-esh-Sheikh, pada Sabtu pagi.
Pesawat tersebut lepas-landas pada pukul 05.51 waktu setempat (10.51 WIB) dan hilang dari radar setelah 30 menit mengudara, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri Mesir.
Berita Terkait
Menko minta gudang bahan peledak Polda Jatim diperbaiki demi keamanan
Selasa, 5 Maret 2024 18:28 Wib
Terjadi ledakan di Kantor Subdensi Pom Detasemen I Polda Jatim
Senin, 4 Maret 2024 12:07 Wib
Kapolresta sebut ledakan di Rumah Sakit Semen Padang bukan bom
Selasa, 30 Januari 2024 19:06 Wib
Gunakan bahan peledak, tiga nelayan Rote Nda terancam hukuman mati
Kamis, 25 Januari 2024 5:43 Wib
Film "13 Bom di Jakarta" beri pengenalan blokchain lebih luas ke masyarakat
Jumat, 19 Januari 2024 5:30 Wib
Jelang jeda kemanusiaan di Gaza, Israel bom RS Indonesia
Jumat, 24 November 2023 8:44 Wib
Gereja di Gaza kena bom
Jumat, 20 Oktober 2023 11:20 Wib
Indonesia kutuk serangan Israel ke RS di Gaza
Rabu, 18 Oktober 2023 13:17 Wib