Menilik Potensi Wisata Kopi di Lampung Barat

id Wisata Kopi Lampung Barat, Kopi Lampung Barat, Kopi Lampung, Kopi

Lampung Barat (ANTARA Lampung) - Bumbungan asap putih dari ribuan perapian tungku, tempat masyarakat menyangrai kopi robusta, menjadi salah satu pemandangan di Pekon Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

Acara yang dikemas dalam bentuk "Liwa Coffee Festival" mampu mendatangkan berbagai kalangan, baik masyarakat lokal maupun mereka yang berasal dari luar daerah.

Bagaikan magnet yang mampu menarik beban besar, Liwa Coffee Festival mampu mendatangkan beberapa komunitas foto hingga lembaga-lembaga nonpemerintah yang hadir hanya untuk mengabadikan momen menarik dan langka tersebut.

Penggiat sangrai kopi 1.000 tungku, Saprul El Hadi, mengatakan, beberapa waktu lalu, kemasan kegiatan ini menjadi salah sisi lain atau turunan dari kebiasaan masyarakat lokal yang sebagian besar adalah petani/pekebun kopi.

"Alangkah baiknya apabila seluruh kegiatan yang sangat eksotik ini dapat dipahami serta dinikmati oleh seluruh masyarakat setempat atau bahkan hingga ke mancanegara," ujarnya.

Pegunungan hijau dan kondisi alam sekitar Pekon Semarang Jaya, Lampung Barat yang masih terjaga menjadikan daerah itu sebagai potensi wisata potensial untuk dikembangkan.

"Kondisi asli masyarakat lokal, seperti rumah panggung merupakan salah satu ciri yang belum hilang, bisa dipadukan pada kegiatan serupa sebagai pelengkap pengembangan potensi wisata tersebut," katanya.

Kebiasaan masyarakat turun gunung, mengangkut hasil panen dengan sepeda motor, juga menjadi bagian dan daya tarik tersendiri bagi para pencinta tantangan dan petualangan.

"Bukan sekadar naik motor biasa di lintasan normal, naik turun gunung dengan melalui jalan-jalan setapak menjadi pemicu adrenalin," katanya.

Upaya itu tentu dapat menunjang terwujud harapan Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri dalam membangkitkan kejayaan kopi Lampung.

Bupati Mukhlis Basri juga mengharapkan masyarakat perlu membiasakan diri minum kopi agar menjadi budaya sehari-hari.

Dalam Wikipedia Indonesia, disebutkan bahwa kopi adalah minuman yang diekstraksi dari penyaraian biji kopi yang berasal dari biji pohon kopi.

Kopi merupakan salah satu komaditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum, yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica).

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang, yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan, kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong.

Proses selanjutnya, yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi.

Setelah penyangraian, biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar 3.000 tahun (1.000 SM) silam.

Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400.000 ton kopi per tahunnya.

Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskular).

Kopi lampung--antara lain dipasok dari Kabupaten Lampung Barat--merupakan jenis kopi khas yang dikenal di Indonesia dan dunia dan cukup dikenal bersama beberapa jenis kopi lainnya di negeri ini.

Kabupaten Lampung Barat merupakan penghasil terbesar kopi jenis robusta di Indonesia. Namun, belakangan ini berdasarkan informasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, produksi kopi Lampung Barat cenderung mengalami penurunan, bahkan kalah dari Provinsi Sumatera Selatan.

"Saya berharap ke depan kita bisa mengembalikan kejayaan produksi kopi di daerah ini," kata Bupati Mukhlis Basri pula.

Ia berharap pula instansi terkait dapat bekerja sama dengan petani setempat dan para pengekspor untuk menghidupkan kembali kejayaan komoditas kopi itu.

"Bagaimana produksi kopi bisa seperti tanaman lain yang berbuah setiap hari tanpa menunggu musim. Ini yang harus kita kembangkan sehingga dapat menunjang kesejahteraan masyarakat," kata Mukhlis.

Bupati itu juga menegaskan, "Masyarakat tidak perlu takut minum kopi akan terserang penyakit asam lambung. Selama meminumnya saat masih panas tentu tidak akan terjadi sakit lambung."

                  Raih Rekor MURI
Festival Kopi Liwa di Kabupaten Lampung Barat yang menyuguhkan kegiatan menyangrai kopi seribu tungku berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan total peserta 1.049 orang.

"Penyangraian kopi ini berhasil mengalahkan rekor sebelumnya dari Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Saat itu mereka berhasil dengan melibatkan sebanyak 735 peserta," kata Manajer MURI Awan Rahargo di Pekon Semarang Jaya Air Hitam, Lampung Barat, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, Festival Kopi Liwa ini didaftarkan sebanyak 1.000 orang. Namun, pada realisasinya terdata 1.049 peserta.

Jadi, kata dia, ada kelebihan sebanyak 49 orang dalam catatan tim MURI.

"Kegiatan ini dengan kriteria superlatif dinilai dari banyak peserta," katanya.

Dalam kegiatan menyangrai 1.000 tungku itu, kata dia, berhasil memecahkan rekor MURI yang telah diciptakan pada tahun 2014.

"Saya berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan sehingga makin banyak yang dapat dicatat di buku rekor," katanya.

Bupati Mukhlis Basri menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara untuk memeriahkan HUT Ke-24 Kabupaten Lampung Barat.

"Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk informasi bahwa Lampung Barat menjadi penghasil kopi terbesar di Lampung," katanya.

Oleh karena itu, dia mengharapkan para petani kopi setempat dapat terus meningkatkan hasil produksi tanpa harus memperluas areal tanamnya dengan budi daya yang lebih intensif dan menjamin kualitas kopi yang dihasilkan.

Sebanyak sekitar 80 persen penduduk Lampung Barat merupakan petani/pekebun kopi, dengan luas lahan kebun kopi mencapai 60.387 hektare, terbesar dan terluas di Lampung.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, data 2014, produksi kopi menurut jenis di Lampung kopi robusta 133.243 ton dan kopi arabika 13 ton.

Perkembangan produksi kopi lampung dari tahun ke tahun, yakni pada tahun 2013 sebanyak 133.256 ton, 2012 mencapai 139.595 ton, 2011 (142.996 ton), 2010 (144.818 ton), 2009 (24.030 ton), dan 2008 (140.077 ton).

Sementara itu, lahan kebun kopi yang sudah digunakan di seluruh Lampung mencapai 161.277 hektare, yaitu luas kebun kopi robusta 133.243 hektare dan kopi arabika 28.034 hektare.

Adapun wilayah potensi pengembangan komoditas kopi di Lampung, yaitu terbanyak di Kabupaten Lampung Barat, lahan yang sudah digunakan 60.387 hektare, yaitu luas lahan Kopi Robusta 60.382 hektare dan Kopi Arabika 5 hektare; Kabupaten Lampung Selatan lahan kopi yang sudah digunakan 1.380 hektare; Kabupaten Lampung Tengah 1.556 hektare; Lampung Timur 968 hektare; Lampung Utara 17.149 hektare; Mesuji 137 hektare; dan Kabupaten Pesawaran 4.789 hektare, yakni kopi robusta 4.749 hektare dan kopi arabika 40 hektare.

Berikutnya, di Kabupaten Pringsewu 7.886 hektare, Tanggamus 43.941 hektare, Tulangbawang 93 hektare, Tulangbawang Barat 194 hektare (kopi robusta 177 hektare dan kopi arabika 17 hektare), Waykanan 22.578 hektare, Kota Bandarlampung 277 hektare (kopi robusta 224 hektare dan kopi arabika 53 hektare), dan Kota Metro 2 hektare.

Kopi identik pula dengan daerah Lampung, dan minum kopi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat dunia saat ini.

Oleh karena itu, upaya mengangkat potensi kopi Lampung, khususnya memopulerkan kopi dari Lampung Barat sebagai pemasok kopi terbesar di Lampung dalam bentuk promosi wisata kopi di Lampung Barat merupakan sebuah keharusan.

Agaknya, upaya itu sekaligus dapat mendorong segera mengembalikan kejayaan budi daya kopi di Lampung Barat, menumbuhkan kebiasaan "ngopi" kian disukai dan menjadi budaya yang meluas, serta untuk melestarikan tradisi dan kebiasaan turun-temurun pembudidaya kopi, sebagai sarana wisata eksotik yang menarik pengunjung berbondong-bondong berdatangan ke daerah ini.