Petani Metro Lampung Kembangkan Jamur Tiram

id warga metro, budi daya jamur tiram

Metro, Lampung  (ANTARA Lampung) - Para petani di Kota Metro Provinsi Lampung memilih budi daya jamur tiram karena bernilai ekonomi tinggi dan digemari oleh masyarakat.

Kayun, petani jamur tiram di Desa Sumbersari Bantul Kota Metro, Sabtu, bersama petani lainya saat dihubungi, mengatakan bahwa dirinya telah mengembangkan budi daya jamur tiram sejak lama di desanya itu.

Menurut dia, relatif banyak petani di Kota Metro mengembangkan budi daya jamur tiram karena mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga dapat menambah pendapatan mereka.

Kayun menegaskan, jamur tiram sangat digemari oleh masyarakat di Kota Metro. Jamur ini digemari karena mengandung gizi yang tinggi, rasa yang enak setelah dimasak, dan bisa dimasak apa saja dengan harganya yang tidak mahal.

Saat ini, kata Kayun, permintaan jamur tiram di daerahnya sangat tinggi. "Saat ini jamur tiram laris manis, semanis orangnya," katanya seraya tersenyum.

Ia mengatakan bahwa permintaan jamur tiram tidak hanya berasal dari wilayah Kota Metro, tetapi juga dari daerah lain di Provinsi Lampung.

Jamur tiram yang dikembangkannya, kata Kayun, dijual kepada para pedagang dari kota setempat yang akan dijual kembali ke pedagang di wilayah Kota Metro dan tempat lain di Provinsi Lampung. Jamur tiram itu dijual Rp10 ribu hingga Rp11 ribu per kilogram.

Saat ini, kata Kayun lagi, dirinya sedang membudidayakan 5.000 jamur tiram bersama para kelompok tani jamur di desanya yang dilakukan bersama-sama dengan pola kemitraan bersama pembeli atau pemodal.

Namun, para petani budi daya jamur tiram ini mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah kepada mereka maupun petani lainnya yang menggantungkan hidup dari usaha ekonomi kerakyatan itu.

Ia pun berharap pemerintah memberikan perhatian kepada para petani yang berusaha untuk produktif.

Sebelumnya, anggota DPD RI dari Provinsi Lampung Anang Prihantoro di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Jumat (2/10), saat menyampaikan materi ekonomi kerakyataan kepada petani jahe Lampung Timur, mengharapkan agar pemerintah mendorong penguatan perekonomian rakyat para petani setempat.

"Semestinya perhatian kita pada fondasi perekonomian rakyat, bukan perekonomian konglomerasi dan neoliberal. Kalau rakyat tidak tumbuh dan tidak bergerak pada perekonomian rakyat yang kuat, republik ini bisa macet," ujar Anang.

Ia mencontohkan petani jahe. Dengan mendorong petani jahe tumbuh, kemudian menjadikan perekonomian warga setempat makin kuat, akan menghidupkan usaha kecil dan menengah masyarakat setempat.

Akan tetapi, kata Anang, sayangnya selama ini masih kurang perhatian semua pihak kepada para petani agar berproduksi lebih baik dan lebih banyak lagi penyebab kelemahan ekonomi rakyat.

"Kalau semua pihak mendorong, tidak ada ceritanya kemiskinan, tidak ada ceritanya kelaparan di republik ini. Pengelolaan dan manajemen yang baik diperlukan saat ini oleh semua pihak," katanya lagi.