Indonesian 2050 Pathways Calculator Diperkenalkan di Lampung

id Indonesian 2050 Pathways Calculator, Rumah Kolaborasi Lampung, WWF Indonesia

Indonesian 2050 Pathways Calculator Diperkenalkan di Lampung

Acara Nonton Bareng rangkaian pengenalan Indonesian 2050 Pathways Calculator itu, di Kafe De Arte Bandarlampung, Selasa (29/9) malam ini, dengan acara nonton bareng bersama kalangan profesional, media massa, aktivis LSM, perusahaan dan birokrasi.(FOT

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Yayasan Pelangi Indonesia, World Wide Fund for Nature, dan Perkumpulan Rumah Kolaborasi Lampung bekerjasama menggelar rangkaian acara, untuk mengenalkan alat simulasi kebijakan yang bernama Indonesian 2050 Pathways Calculator.

Koordinator Rumah Kolaborasi (Ruko) Lampung, Ir Warsito, didampingi unsur panitia dari WWF Indonesia, dan Yayasan Pelangi Indonesia, di Bandarlampung, Selasa (29/9), menjelaskan pengenalan Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC) itu merupakan kerja sama Kementerian Energi dan Sumberdana Mineral (ESDM) Indonesia dengan United Kingdom (UK) Department of Energy and Climate Change bersama Yayasan Pelangi Indonesia.

Rangkaian acara untuk pengenalan Indonesian 2050 Pathways Calculator itu, antara lain digelar pada Selasa malam ini, dengan acara nonton bareng bersama kalangan profesional, media massa, aktivis LSM, perusahaan dan birokrasi pemerintahan.

Selanjutnya pada Rabu (30/9) pengenalan dan simulasi aplikasinya dalam bentuk workshop, lalu pada Kamis (1/10) dengan dua rangkaian kegiatan bersamaan yaitu expert training dan media briefing yang secara terpisah mengundang kalangan media massa di Lampung dalam media briefing, serta pihak perusahaan pengelolaan energi, jajaran pemerintahan di Lampung, akademisi, LSM, profesional dan para pihak lainnya dalam expert training selama sehari penuh.

Tema workshop adalah "Potensi Penggunaan Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC)", sedangkan expert training memilih tema "Tatacara Penggunaan dan Simulasi Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC)", serta media briefing tentang "Kebijakan Energi Indonesia Menuju Tahun 2050 dan Indonesian 2050 Pathways Calculator (I2050PC)".

Menurut Warsito yang juga mantan Kepala Dinas Kehutanan Lampung, kebijakan energi dan tata guna lahan suatu negara akan sangat berpengaruh pada laju perkembangan negara tersebut.

Selain dampaknya pada tingkat pembangunan ekonomi, kebijakan-kebijakan tersebut juga dapat berpengaruh pada perkembangan sumber-sumber energi baru dan terbarukan, jenis dan besar permintaan energi dari berbagai sektor, maupun pada kelestarian lingkungan, katanya lagi.

Menyadari pentingnya mencermati potensi dampak-dampak tersebut, Kementerian ESDM Indonesia telah bekerja sama dengan UK Department of Energy and Climate Change untuk menghasilkan sebuah alat simulasi kebijakan bernama I2050PC (Indonesia 2050 Pathway Calculator) yang dapat diakses pada: http://calculator2050.esdm.go.id/

Dia menjelaskan, 12050PC merupakan suatu simulator berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk memilih beberapa opsi kebijakan sektoral dan melihat dampak dari kombinasi pilihan-pilihan tersebut terhadap ketahanan energi, penggunaan lahan, dan emisi yang dihasilkan.

"I2050PC merupakan hasil kerja sama berbagai pihak selama dua tahun terakhir, dan akan sangat disayangkan bila potensinya tidak terus disebarluaskan dan digunakan," ujarnya lagi.

Karena itu, Yayasan Pelangi Indonesia telah merancang serangkaian jadwal acara untuk menyebarluaskan informasi mengenai keberadaan dan tata cara penggunaan I2050PC, maupun untuk memicu diskusi pilihan-pilihan kebijakan Indonesia menuju tahun 2050.

Di Lampung, Pelangi Indonesia menggandeng Perkumpulan Rumah Kolaborasi untuk menggelar rangkaian kegiatan pengenalan dan simulasi penggunaan 12050PC.

Berbagai kalangan diundang dalam kegiatan itu, yaitu sekitar 30 institusi yang mencakup aparatur pemerintahan, akademisi, sektor swasta dan asosiasi yang terkait, maupun lembaga swadaya masyarakat serta kalangan media massa, dengan harapan memperkenalkan alat I2050PC kepada berbagai pemangku kepentingan sekaligus sebagai pemicu diskusi mengenai trayektori perkembangan Indonesia ke depannya, ujar Warsito lagi.