Nasi goreng "Beijing Meets Bali" laris manis

id Nasi goreng Beijing Meets Bali laris manis

Nasi goreng "Beijing Meets Bali" laris manis

ilustrasi (flickr/Aaron Shumaker/creativecommon)

Favoritnya pengunjung adalah nasi goreng dan mi goreng
Beijing (ANTARA Lampung) -Nasi goreng dan mi goreng, menjadi dua menu khas Indonesia yang laris manis dalam Festival Masakan Indonesia bertajuk "Beijing Meets Bali" yang digelar di Beijing, pada 12 hingga 20 September 2015.

"Favoritnya pengunjung adalah nasi goreng dan mi goreng," ungkap juru masak asal Indonesia Puguh Setyabudi dalam obrolan dengan Antara, pada pembukaan Festival Masakan Indonesia di Beijing, Senin malam.

Puguh Setyabudi bersama dua rekan juru masak lainnya yakni I Made Semawan dan I Komang Agus Surya, sengaja didatangkan ke Beijing dari sebuah hotel berjaringan internasional di Bali, untuk menghadirkan aneka kuliner khas Indonesia, termasuk Bali.

Puguh Setyabudi menambahkan setiap hari menyajikan sekitar 50 menu masakan Indonesia, termasuk makanan penutup dan aneka buah segar yang ditata secara apik.

Pada malam pembukaan Festival Masakan Indonesia, disajikan aneka masakan seperti sayur bening, sate, nasi goreng mi goreng, karedok, ayam sambal matah, gado-gado.

Untuk makanan selingan dan penutup antara lain disajikan bubur kacang hijau, bubur sumsum, kolak labu, dadar gulung, serta aneka potongan buah-buahan.

Juru masak eksekutif Yanick Erkhsam mengatakan ini kali kedua pihaknya menggelar Festival Masakan Indonesia.

"Warga Beijing, menyukai masakan Indonesia terutama jika tidak terlalu pedas, seperti mi goreng dan nasi goreng," ungkapnya.

Untuk rasa, lanjutnya, mungkin tidak akan tepat sama dengan yang ada di Indonesia.

"Namun, kami berupaya untuk bisa sama. Ini karenn salah satu faktor yakni tidak semua bumbu tersedia di Beijing, sehingga kami harus melakukan improvisasi, agar rasanya identik sama dengan yang di Indonesia," tutur Yanick yang mengenal masakan Indonesia kali pertama di Makau.

Gaet turis Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo dalam sambutannya mengatakan kuliner dapat menjadi sarana promosi bagi sebuah destinasi.

"Festival Masakan Indonesia bertajuk `Beijing Meets Bali', memiliki arti penting, mengingat Bali selama ini telah menjadi destinasi favorit bagi sebagian besar masyarakat Tiongkok, termasuk di Beijing," katanya.

Ia menambahkan, "semua tahu tentang Bali, namun tidak semua tahu tentang keragaman kuliner Indonesia termasuk Bali. Dengan festival ini, diharapkan masyarakat Tiongkok, khususnya di Beijing, dapat lebih mengetahui secara lengkap termasuk tentang keragaman kulinernya, aromanya, rasanya".

Dengan demikian, lanjut Dubes Soegeng, akan banyak warga Tiongkok yang ingin datang ke Indonesia, mencicipi langsung aneka kuliner khasnya.

"Terlebih kini Pemerintah Indonesia telah menargetkan jumlah kunjungan turis Tiongkok sebanyak dua juta orang setiap tahun. Jadi, festival ini merupakan langkah lain untuk mempromosikan Indonesia dari sisi kulinernya," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan jumlah kunjungan turis Tiongkok pada 2014 tercatat 959.231 orang atau naik sekitar 28,25 persen dibandingkan 2013. Pemerintah berharap tahun ini kunjungan turis Tiongkok dapat mencapai 1,3 hingga dua juta orang turis Tiongkok datang ke Indonesia.