Pedagang Kue yang Jadi Motivator

id Pedagang Kue Jadi Motivator, Motivator

Tanjungpinang, Kepri (ANTARA Lampung) - Pahit dan manis dunia usaha sudah dirasakan Kartika Kusumastuti, wanita separuh baya yang mengadu nasib di  Tanjungpinang bersama suaminya sejak 19 tahun lalu.

Bagi wanita berkerudung itu jalan panjang selama berusaha merupakan proses yang harus dilalui menuju kesuksesan. Jatuh, kemudian bangkit kembali, bagian dari proses yang memakan waktu, menguras tenaga, pikiran dan uang.

Bu Tika, demikian sapaan akrabnya, berpendapat hanya orang-orang yang tekun berusaha, berdoa dan bersabar yang mampu melewati berbagai cobaan tersebut.

"Hingga akhirnya kami menemukan jalan terang, setelah sekian lama jatuh bangun," kata Bu Tika di kediamannya di Jalan Delima Tanjungpinang.

Dia pernah terpuruk akibat usaha lama yang gagal, dan menyisakan utang ratusan juta Rupiah. Kondisi itu mengharuskannya mengambil langkah untuk memulai satu usaha yang baru.

"Akhirnya kami memutuskan untuk mengawali usaha baru dengan memasarkan keripik ubi pedas, kue-kue kering seperti onde-onde ceplus, dan kue bawang, dari seorang teman yang memang mempunyai kualitas produk yang bagus, yang dipasarkan di beberapa supermarket/minimarket serta langsung ke konsumen," ujarnya.

Usaha itu dimulai dengan modal awal Rp500.000, dan berjalan dengan baik. Bahkan omzet pada bulan ketiga mencapai Rp15 juta.

Akan tetapi pada akhir tahun 2003, omzet dari penjualan kue itu menurun. Kue-kue yang dijual di swalayan semakin banyak dikembalikan karena tidak laku.

Setelah diselidiki ternyata produsen kue mengganti beberapa bahan dengan bahan yang lain, misalnya cabai segar diganti dengan sebagian cabai kering, sehingga mengubah cita rasa produk.

Hal itu yang memaksa dirinya untuk berpikir keras membuat suatu pemikiran baru bagaimana usaha harus tetap berjalan dengan produk yang lain.

"Dari kejadian tersebut kami ambil sebagai pelajaran bahwa sangat penting kejujuran, komitmen, dan konsisten sebagai modal utama untuk sukses," katanya mengenang.

Wanita berusia 47 tahun itu bersama suaminya mulai berinovasi ke produk kue-kue basah tradisional dan katering. Perlahan tapi pasti, membuahkan hasilnya dan terlihat menggembirakan.

Dengan mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh dinas-dinas terkait, ataupun pelatihan-pelatihan berbayar, dia tekuni usaha barunya itu. Hal inilah yang menambah pengetahuan dan wawasan serta mampu secara bertahap mengubah pola pikirnya untuk bagaimana mencapai kesuksesan.

Penawaran dan promosi-promosi dilakukan ke beberapa instansi pemerintah, swasta, serta perhotelan.

"Alhamdulilah setahap demi setahap kami bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka hingga pelayanan makanan ringan untuk tamu-tamu kenegaraan, seperti pelayanan untuk RI-1, RI-2, serta para menteri," katanya lagi.
 
Membangun kepercayaan itu tidak mudah. Lagi-lagi membutuhkan proses yang panjang.

Makanan tidak hanya menarik dan enak, melainkan juga harus sehat. Tempat masak hingga memproduksi makanan yang dijual kepada konsumen juga harus bersih.

"Alhamdulillah sekarang ini kami dapat memenuhi kebutuhan makanan ringan untuk konsumen dengan rata-rata 6.000 kotak per hari," kata pemilik CV Citra Sari itu.

Kini Citra Sari memiliki tenaga kerja tetap sebanyak 13 orang, dan tenaga kerja harian 4 orang.

                                                                  Penghargaan
Keberhasilan membangun usaha itu tidak membuatnya puas. Bu Tika masih sering mengikuti pelatihan untuk menambah ilmu.

Pelatihan yang diikutinya beberapa saat terakhir sebagai salah satu peserta binaan BPES-BI yang memberikan materi secara lengkap dan simultan sehingga membuat dirinya mampu berpikir untuk melakukan pengembangan usaha agar lebih terarah dan terukur ke arah tujuan yang telah kami tentukan.     

Bahkan prestasi terakhir sebagai bentuk penghargaan yang dia capai adalah menjadi pemenang katagori Kuliner Inovatif di ajang Batam Pos Entrepreneur Award (BPEA), yang merupakan ajang bergengsi di bidang entrepreneur di Kepulauan Riau.

Salah satu hadiah yang diberikan adalah Lateral Thinking dan Business Matching ke tiga negara, yaitu Singapore, Malaysia, dan Thailand di akhir Desember 2014. Dia juga dinobatkan sebagai Duta Entrepreneur Provinsi Kepulauan Riau.

Kegiatan tersebut semakin menambah wawasan dan motivasi yang kuat bagi Bu TIka untuk segera mewujudkan visi yang sudah ditetapkan. Salah satunya adalah membuka toko kue dan pusat oleh-oleh yang tersedia selain produk unggulan sendiri juga memberdayakan produk-produk dari UKM lainnya.

Toko kue dan pusat oleh-oleh tersebut berada di Jalan Sukarno-Hatta, Kompleks Ruko Angkatan Laut Blok 1 No 4 dan 5 Kota Tanjungpinang.

"Dari usaha ini, kami mampu memberikan kontribusi membantu pengembangan sesama UKM terutama di sekeliling kami, seperti peningkatan kualitas produksi dan membantu pemasarannya," ucapnya.

Selain itu dia mengadakan pendampingan terhadap generasi muda, pelajar, dan mahasiswa yang bersungguh-sungguh ingin menjadi entrepreneur.

"Saya juga aktif di kegiatan kelas memasak yang diadakan secara mandiri ataupun bekerja sama dengan pihak-pihak suplier dengan mendatangkan beberapa chef-chef nasional dari beberapa perusahaan ternama dari para supplier kami," katanya.

Dengan bertambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, dia merasa makin mampu merealisasikan visi CV Citra Sari yaitu menjadi salah satu UKM terkemuka di Provinsi Kepulauan Riau di bidang kuliner dengan produk unggulan khas wilayah tersebut.

Selain itu, Citra Sari juga memiliki visi dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan sesama pelaku UKM serta berperan sebagai entrepreneur dan sosial entrepreneur di masyarakat Kepri.

                                                                   Motivator
Nama Bu Tika dalam setahun terakhir mulai dikenal banyak pihak. Bu Tika lebih dikenal sebagai motivator.

Dalam berbagai kegiatan dialog, pelatihan maupun seminar yang berhubungan dengan usaha kecil menengah, Bu Tika muncul sebagai narasumber yang sering memberi motivasi kepada para pelaku usaha.

"Saya menceritakan apa yang saya alami hingga sampai sekarang ini. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Kita hanya perlu terus bersemangat berusaha, berinovasi, sabar dan berdoa," katanya.

Bu Tika sebagai motivator yang memberi semangat kepada pelaku usaha. Motivasi yang disampaikan berdasarkan pengalaman pribadinya, sehingga lebih nyata dan menyentuh pendengarnya.

"Saya hanya ingin berbagi ilmu, semoga seluruh pelaku usaha kecil dan menengah berhasil," ucapnya.

Di tempat usahanya, Bu Tika juga menjalin keakraban dengan karyawannya. Dia menganggap karyawannya sebagai rekan kerja.

"Saya mendorong mereka membuka usaha kecil, yang kemudian dapat menjadi rekan kerja Citra Sari," ujarnya.

Saat ini ada 15 usaha kecil dan menengah yang dibina Citra Sari. Mereka dilibatkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.