Washington (Antara/Xinhua) - Cuaca dingin parah mengirim ekonomi AS ke kontraksi pada kuartal pertama, menggarisbawahi fakta bahwa ekonomi terbesar dunia itu belum pulih pada pijakan yang kokoh.
Penurunan ekonomi itu menambahkan kompleksitas bagi Federal Reserve AS untuk memutuskan kapan memulai menaikkan tingkat suku bunganya.
Produk domestik bruto (PDB) menyusut pada tingkat tahunan 0,7 persen pada kuartal pertama, menandai kontraksi kuartalan ketiga setelah krisis keuangan berakhir pada pertengahan 2009, menurut estimasi kedua dari Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Jumat.
Kontraksi 0,7 persen pada kuartal pertama adalah kebalikan dari untuk ekspansi awal 0,2 persen untuk periode proyeksi bulan lalu oleh Departemen Perdagangan.
Cuaca musim dingin yang parah disalahkan telah memukul konsumsi pribadi dan investasi persediaan pribadi, menyeret turun pertumbuhan ke wilayah negatif.
Ekspor terpukul keras oleh permintaan luar negeri yang lesu dan dolar yang lebih kuat. Konsumen menyimpan rejeki tak terduga dari harga minyak yang lebih rendah, melemahkan mesin utama ekonomi terbesar dunia itu.
Konsumsi pribadi naik 1,8 persen pada kuartal pertama, dibandingkan dengan peningkatan 4,4 persen pada kuartal keempat 2014. Investasi tetap non residensial menurun 2,8 persen, berbeda dengan peningkatan 4,7 persen pada kuartal sebelumnya. Ekspor menukik 7,6 persen, terhadap peningkatan 4,5 persen pada kuartal keempat.
Berita Terkait
Pemerintah naikkan relaksasi HET beras medium jadi Rp12.500/kg
Rabu, 24 April 2024 19:43 Wib
Dukung transisi energi, Pertagas jalin kerja sama dengan PHE
Rabu, 24 April 2024 15:49 Wib
Pemprov Lampung siap jaga lahan pertanian melalui pemetaan spasial LP2B
Rabu, 24 April 2024 14:48 Wib
HKTI usulkan HPP gabah tingkat petani naik jadi Rp6.757/kg
Rabu, 24 April 2024 11:55 Wib
Damri memperkuat armada premium rute Jakarta-Lampung
Selasa, 23 April 2024 16:12 Wib
Realisasi KUR pertanian Lampung capai Rp4,3 triliun di 2023
Selasa, 23 April 2024 14:08 Wib