Polisi Usut Beras Plastik

id Peredaran Beras Plastik

Jakarta (ANTARA Lampung) - Peredaran beras plastik di sejumlah daerah telah menimbulkan keresahan masyarakat. Lantas bagaimana pengusutan telah dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memastikan siapa pelaku yang memproduksi dan mengedarkan beras plastik itu?

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan pihaknya akan mengusut peredaran beras plastik setelah adanya hasil laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Pengusutan (peredaran beras plastik) harus menunggu hasil laboratorium BPOM," kata Badrodin usai acara peletakan batu pertama (groundbreaking) Gedung "Indonesia Satu" di Jakarta, Sabtu (23/5).

Setelah dipastikan ada unsur plastik, katanya, maka pihaknya akan menelusuri asal usul peredaran beras tersebut.

"Kalau ada akan kita selidiki dari mana sumbernya, apakah dari dalam negeri atau luar," kata Badrodin.

Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini pihak Polda Metro telah memeriksa beberapa saksi terkait peredaran beras plastik tersebut.

Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, Selasa, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya.

"Dari kios itu, kita juga mengamankan seorang penjualnya bernama Sembiring beserta empat orang karyawannya untuk diperiksa sebagai saksi," kata Kapolsek Bantargebang, Kompol Gatot Suyanto, di Bekasi, Selasa (19/5).

Menurut Kompol Gatot , temuan beras tersebut bermula dari laporan seorang warga dan sejumlah kabar yang ditayangkan melalui media sosial Facebook dan Instagram.

Menurut dia, ada dugaan beras terkontaminasi bahan sintetis, sehingga pihaknya langsung menelusuri kasus itu dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mutiara Gading, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.

"Kita ambil sampel beberapa karung beras untuk dijadikan bahan uji laboratorium," katanya.

Berdasarkan pengakuan Sembiring, beras itu diperolehnya dari salah satu distributor beras di kawasan Karawang, Jawa Barat dan dijual kepada konsumen dengan harga Rp8 ribu per liter.