Ke Daegu Melihat Gadis Cantik dan Air Jernih

id Daegu Korea

Korea Selatan (ANTARA Lampung) - Perempuan asal Daegu terkenal akan kecantikannya, maka bila melihat perempuan Korea Selatan yang cantik jelita, kebanyakan mereka berasal dari kota pegunungan tersebut. Begitu kata orang-orang Korea.

Seloroh mengenai kecantikan perempuan tersebut banyak didengungkan dengan bangga oleh orang-orang Daegu sendiri.

"Cantik asli tanpa operasi?" tanya seorang wartawan asing ketika mendengar penjelasan dari pembawa acara pada jamuan Malam Daegu (Daegu Night), pertengahan April 2015 mengenai fakta bahwa peremuan Daegu terkenal akan kecantikannya.

Bukan rahasia lagi bahwa bedah kecantikan merupakan tindakan yang lazim dilakukan orang Korea untuk mengubah bentuk hidung, mata, bibir dan bagian-bagian wajah yang lain sesuai bentuk baru yang mereka inginkan.

"Biasanya hadiah anak gadis saat menginjak usia 17 tahun adalah operasi plastik untuk mempercantik wajahnya," kata Irene Iskandar, warga Indonesia yang pernah bermukim di Korea Selatan selama empat tahun, membenarkan "rahasia umum" mengenai bedah plastik tersebut.

Julukan cantik bagi perempuan Daegu dibuktikan melalui penampilan perempuan-perempuan berparas ayu yang melakukan atraksi tari kipas, tari tambur dan peragaan busana pada acara Daegu Night tersebut.

"Presiden Park Geun-Hye juga berasal dari Daegu, saya pun lahir di kota ini," kata pembawa acara yang juga menyebut kecantikan perempuan Daegu

Seperti kecantikan perempuannya, warga Daegu juga amat bangga pada air di kota tersebut yang mereka sebut bersih, jernih dan segar.

"Air kami bisa langsung diminum," tutur walikota Daegu, Kwon Young-jin dengan bangga, ketika menjamu para tamu peserta Forum Air Dunia (World Water Forum) ke-7 dan peserta Konferensi Wartawan Dunia, pada Daeugu Night tersebut.

Forum Air Dunia yang merupakan kegiatan besar setiap tiga tahun sekali itu diikuti oleh ribuan peserta dari 30 negara lebih meliputi unsur pemerintah maupun pengusaha swasta yang begerak di bidang air. Tahun ini merupakan kegiatan yang ke tujuh dengan tema "Air untuk masa depan kita".

Seperti kota-kota besar lainnya, metropolitan Daegu dan provinsi sebelahnya, Gyeongsang Utara pernah mengalami masalah dengan air misalnya pencemaran air sungai, banjir, kelangkaan air bersih dan bencara air yang dipicu oleh modernisasi industri.

Namun mimpi buruk itu sudah berlalu berkat kerja keras pemerintah dan warga Daegu dalam mengelola sumber-sumber air sehingga kini warga bisa membanggakan air sungai-sungai yang mengalir jernih dan bersih membelah kota dan memberikan peluang usaha terkait air.

"Kami membuka peluang kerja sama bisnis terkait air, Daegu menyediakan fasilitas dan infrastrukturnya, termasuk pertukaran teknologi dan tata kelola air," kata Eugena H.Seo, manajer proyek  pada tim promosi insvestasi asing Daegu.

Menurutnya selama ini kota berpenduduk 2,5 juta jiwa itu sudah dikenal sebagai kota dengan  "high-tech" industri.

Saat ini warga kota juga sedang bangga pada moda transportasi yang baru, monorel yang memberikan solusi atas kemacetan lalu lintas bagi 300.000 warga di kawasan Chilgok dan 110.000 jiwa lainnya di kawasan Jisan dan Beommul.

Kereta otomatis tanpa masinis yang melintas di atas kota itu juga mengurangi waktu tempuh perjalanan pada jam-jam sibuk hingga sekitar 26 menit lebih cepat dibanding menumpang mobil, selain juga memudahkan penjelajahan kota.

"Ada yang menarik dari kereta ini, perhatikan kacanya buram ketika melewati permukiman padat di deretan apartemen," kata seorang petugas ketika menemani rombongan wartawan asing peserta Konferensi Wartawan Dunia, menumpang monorel tersebut.

Kaca jendela monorel yang bening tembus pandang itu diprogram untuk menjadi buram berwarna putih susu ketika melintas di deretan perumahan yang jaraknya sangat dekat dengan jalur kereta, sehingga memberikan "privasi" pada warga untuk tidak menjadi tontonan para penumpang.

Monorel menjadi ikon baru Kota Daegu dan bakal menjadi atraksi pariwisata, ketika seluruh tahap pembangunanya selesai karena sekaligus bisa membawa penumpang melintasi sudut-sudut kota seperti  jembatan Negeori yang melengkung indah di atas jalan raya, jembatan gantung di atas sungai Sincheon dan jembatan di atas sungai Geumhogang.

Satu rangkaian monorel terdiri atas tiga kereta dengan kapasitas kursi 265 mampu mengangkut 5.000 hingga 30.000 penumpang per jam dengan kecepatan maksimal 70km/jam.

Daegu yang terletak di tenggara merupakan jantung perekonomian, politik dan industri serta niaga bagi Korea Selatan.

                                            Minum Teh di Kuil
Kota apel ini juga memiliki daya tarik sebagai kota pariwisata khususnya ziarah ke kuil-kuil dan tempat pemandian air panas di kaki gunung Palgongsan atau ke Dalseong yang menjadi pusat kepercayaan Konghucu di Korea pada masa silam.

Gunung Palgongsan dengan ketinggian 1.192 meter di atas permukaan laut merupakan tempat yang dianggap suci oleh orang Korea, bahkan sejak zaman kerajaan Sila sekitar abad tiga.

Banyak terdapat Kuil Buddha di lereng dan lembah-lembah gunung tersebut misalnya kuil dengan patung Buddha Gatbawi yang diukir di batu besar dan sering dipuja ketika pergantian tahun dan saat menjelang ujian sekolah, kuil Donghwasa yang paling terkenal sebagai tempat kunjungan wisata.

Berkunjung ke Donghwasa wisatawan dapat menikmati keindahan patung Buddha untuk pengobatan setinggi 17 meter yang dibuat pada tahun 1992 dengan tujuan untuk berdoa bagi penyatuan Korea Selatan dan Utara.

Kuil Donghwasan merupakan vihara yang dibangun pada tahun 493, meskipun bangunan yang tertinggal saat ini merupakan hasil rekonstruksi pada abad 18 karena bangunan lama mengalami kerusakan alami maupun kebakaran.

Korea juga mengenal budaya minum teh seperti di Tiongkok dan Jepang. Mengikuti upacara minum teh di vihara bisa menjadi pengalaman yang mengesankan karena selain memberikan pengalaman baru bagi banyak wisatawan sekaligus untuk menikmati satu-dua teguk teh hijau yang hangat dan kue-kue manis berbentuk bebungaan yang elok.

"Minum teh dengan tata cara yang benar selain sehat untuk tubuh juga menenangkan pikiran dan melatih kesabaran," kata pemandu upacara minum teh tersebut.

Ia memperagakan tata-cara minum teh sementara para tamu duduk bersimpuh di depan perangkat minum teh yang telah diatur berderet, kemudian tiba waktunya para tamu untuk menyeduh, menuang dan saling berbagi menikmati minuman sehat tersebut.

Awas, jangan salah posisi duduknya, karena "tea master" akan memberi "hukuman gebuk" di pantat untuk mengajarkan tatacara yang benar.

Alhasil, upacara yang seharusnya senyap dan anggun itu menjadi penuh dengan gelak tawa para tamu saat melihat beberapa orang yang terkena hukuman.

Daegu masih menyediakan lembar-lembar promosi banyak tempat menarik lainnya seperti pantai Pohang yang dijuluki Pittsburg-nya Korea, pulau Jeju, desa kuno Hahoe, taman nasional  Juwangsan dan banyak lainnya.

Jalan-jalan ke Daegu, wisatawan akan disuguhi pemandangan kuno dan bangunan paling modern yang bersisian dengan harmonis.

Jangan lupa perempuan-perempuan Daegu yang cantik serta buah apel yang manis!