Harga beras turun

id beras

Bandarlampung (Antara Lampung)- Harga beras di Bandarlampung dalam dua minggu terakhir cenderung turun karena panen gabah masih berlangsung di sejumlah sentra pertanian padi di wilayah Provinsi Lampung, seperti di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Kabupaten Lampung Timur.
     
Menurut sejumlah pedagang beras di Pasar Tugu Bandarlampung, Jumat, harga beras termurah yang dijual di pasar itu kini mencapai Rp8.000/kg, sedang yang termahal mencapai Rp12.000/kg.
     
"Harga beras cenderung turun karena pasokan banyak," kata Nyonya Rodjie, salah satu pedagang setempat.
     
Ia menyebutkan harga beras asalan pada Maret lalu sempat mencapai Rp9.500/kg
, sedang beras kualitas premium itu saat itu di atas Rp13.000/kg.
     
Dia menyebutkan faktor panen padi yang tengah berlangsung di wilayah Lampung yang menjadi faktor utama yang menurunkan harga beras tersebut, sementara petani dan pemilik pabrik penggilingan gabah mulai menjual stok beras lamanya.
     
Beberapa pedagang beras lainnya juga menyebutkan harga beras cenderung turun dan pasokannya melimpah.
     
Mereka juga menyebutkan umumnya hanya menjual beras non-organik, karena pasokan beras organik terbatas.
     
"Saya terakhir menjual beras organik tahun lalu dengan harga Rp9.000/kg. Setelah itu, tidak lagi menjualnya karena pasokannya tidak ada," kata Nyonya ROdjie.
     
Lampung sebelumnya termasuk salah satu lumbung padi di Sumatera.
    
Berkaitan itu, Provinsi Lampung menargetkan produksi padi mencapai empat juta ton hingga tahun 2016 mendatang untuk mewujudkan target swasembada padi nasional.
    
"Saat ini produksi padi Lampung mencapai 3,1 juta hingga 3,3 juta. Jadi ada penambahan target produksi sekitar satu juta ton pada tahun 2016," kata Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Arinal Junaidi.
    
Ia mengatakan bahwa target capaian tambahan produksi padi Lampung itu dibagi menjadi dua tahun masing-masing tahun 2015 sebanyak 633 ribu ton dan sebesar 372 ribu ton pada 2016.