Fenomena Pembegalan Dan Perlawanan Warga

id antaralampung.com, berita lampung terkini, fenomena pembegalan di lampung dan perlawanan warga

Biar saja, mereka sudah sangat sadis membegal dan mencelakai serta membunuh korbannya. Biar merasakan akibat perbuatan mereka sendiri."
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Fenomena pembegalan sepeda motor belakangan marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, di antaranya dikaitkan dengan beberapa daerah tertentu sebagai sumber pelaku aksi ini, yaitu Provinsi Lampung.

Provinsi Lampung dianggap menjadi salah satu wilayah sumber asal para begal, bahkan disebutkan terdapat tempat-tempat tertentu di Lampung yang menjadi wilayah aman bagi mereka untuk bersembunyi dan beraksi, tanpa "tersentuh" aparat penegak hukum. Benarkah begitu?

Pembegalan sepeda motor justru telah terjadi di sejumlah daerah di Lampung sejak beberapa tahun terakhir, terutama di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Utara.

Selain berhasil melakukan aksinya, beberapa kali pula begal--umumnya merupakan suatu kelompok--ketika dipergoki dan dapat ditangkap warga yang sangat kesal atas ulah mereka, kemudian menjadi sasaran amarah tak terkendali hingga tewas.

Amarah warga timbul karena umumnya para begal itu dikenal tidak segan melakukan tindakan kejam, bahkan sadis hingga membunuh tanpa belas kasihan kepada siapa pun korban yang menjadi sasarannya, terutama ketika korban berusaha melawan atau mempertahankan sepeda motor maupun harta dan barang berharga miliknya saat akan dirampas paksa oleh begal.

Begal yang terpergok dan dapat ditangkap warga, biasanya menjadi sasaran amuk massa, hingga dibuat babak belur, bahkan di antaranya berkali-kali sampai dibakar.

"Biar saja, mereka sudah sangat sadis membegal dan mencelakai serta membunuh korbannya. Biar merasakan akibat perbuatan mereka sendiri," ujar Marwan, warga Bandarlampung yang mengaku sangat marah atas ulah para begal yang belakangan makin merajalela itu.

Kendati aparat kepolisian bersama warga kian siaga mengantisipasi begal, hampir setiap hari dilaporkan terjadi kasus pembegalan dan pencurian sepeda motor terjadi di Lampung.

Bahkan, di salah satu kampus perguruan tinggi terkenal di Bandarlampung pada hari-hari tertentu terjadi kasus pencurian sepeda motor, bahkan bisa lebih dari satu korbannya.

Aksi pembegalan dan pencurian sepeda motor itu takhanya dilakukan pelaku di tempat keramaian tertentu, saat kendaraan sedang diparkir, seperti di pusat belanja, kampus/sekolah, dan perkantoran, tetapi juga sudah menyasar ke permukiman penduduk.

Warga di Kecamatan Sukarame Bandarlampung dalam beberapa bulan terakhir mengaku menjadi korban aksi pembegalan dan pencurian sepeda motor dalam perjalanan maupun saat sepeda motor berada di rumah mereka.

Waktu pembegalan dan pencurian sepeda motor itu dilakukan tidak saja malam hari, tetapi juga sepanjang hari, pagi, siang, sore, maupun malam. Sepanjang peluang ada, pelaku selalu melancarkan aksinya mencari korban-korban yang baru.

Namun, belakangan, warga di sejumlah perkampungan di Lampung tidak lagi tinggal diam menghadapi aksi para begal dan pencuri sepeda motor itu.

Warga Bersiaga Kasus pembegalan sepeda motor yang makin marak, khususnya di Kecamatan Sukarame, Bandarlampung, mendorong warga setempat didukung aparat kelurahan, lingkungan, dan RT, serta pihak kepolisian menghidupkan kembali sistem keamanan lingkungan.

Maman Suparman, Ketua RT 03 Lingkungan II Kelurahan Sukarame di Bandarlampung, membenarkan warga setempat kini kerap menjadi was-was atas maraknya tindak kriminalitas terjadi di lingkungan sekitar dalam beberapa pekan ini, antara lain aksi pembegalan sepeda motor, pencurian/perampokan, dan penjambretan.

Menurut dia, beberapa kali telah terjadi tindak kriminalitas itu dialami warga di sekitar lingkungannya dengan kerugian materiil relatif cukup banyak.

Pekan lalu, seorang pelaku aksi pembegalan di Jalan Pulau Sebesi Sukarame Bandarlampung berhasil diamankan warga dengan bantuan seorang personel TNI yang tinggal di wilayah setempat. Namun, dua begal lainnya berhasil melarikan diri.

Sejumlah korban aksi kriminal dan warga setempat menjadi kesal. Mereka berharap aparat kepolisian mengambil tindakan tegas kepada para begal. Dikhawatirkan bila tidak tertangani secara hukum oleh pihak kepolisian, warga akan menjadi marah dan melakukan tindakan anarkis terhadap begal.

Berkaitan dengan maraknya aksi kejahatan di wilayah Kelurahan dan Kecamatan Sukarame itu, Lurah Anwar mengimbau warga untuk lebih waspada dan berhati-hati serta lebih baik berupaya menjadi polisi bagi dirinya sendiri, yaitu mengamankan diri dan mengantisipasi dengan menghindari melakukan aktivitas berkendaraan sepeda motor atau bepergian pada malam hari yang berisiko menjadi korban kejahatan.

Warga juga diimbau menghidupkan kembali ronda malam dan menggencarkan lagi Siskamling sehingga dapat menekan tindak kriminalitas.

"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengantisipasi tindak kejahatan yang makin meningkat itu," kata Anwar saat berdialog dengan warga Sukarame.

Ia berharap dukungan warga dan aparat keamanan terkait, termasuk personel TNI dan para ketua RT serta lingkungan di Sukarame untuk melawan para pelaku kriminal, khususnya begal, di lingkungan setempat.

Menurut informasi pihak kepolisian, sejumlah kawasan indekos di Kecamatan Sukarame menjadi potensi kerawanan karena ditengarai merupakan tempat bersembunyi dan merancang aksi para pelaku tindak kriminal itu.

Sejumlah tokoh warga di Sukarame mengharapkan aparat kepolisian bersama pihak kelurahan dan pamong setempat dapat menertibkan lokasi indekosan tersebut. Bila diperlukan, dapat melakukan razia kepada para penghuninya yang melanggar hukum.

Menurut Polresta Bandarlampung, wilayah Kecamatan Sukarame dan Tanjungkarang Barat merupakan daerah rawan kriminalitas, khususnya aksi pembegalan sepeda motor, selain rawan kriminalitas lainnya, seperti penyalahgunaan narkoba.

Polisi Bergerak Polresta Bandarlampung juga bergerak melawan para begal dengan membentuk tim pemburu begal untuk menekan aksi kriminalitas di Kota Tapis Berseri ini. Tim ini, kata Waka Polresta Bandarlampung AKBP Bobby Marpaung, terdiri atas Satuan Reserse Kriminal, Resmob, dan Satuan Sabhara.

Menurut dia, personel antibandit itu ada tiga tim, yakni dari Satuan Reserse Kriminal, Resmob, dan Satuan Sabhara, dengan setiap tim beranggota 15 personel yang dikepalai satu orang kepala tim (katim).

"Kami membentuk tiga tim, yang satu timnya terdiri atas 15 orang," katanya pula.

Ia menjelaskan tim dari Satuan Sabhara tugasnya adalah membantu Satuan Reserse Kriminal dan membantu patroli yang sebelumnya patroli dilakukan oleh anggota biasa.

Meskipun tim itu akan melakukan kegiatan rutin kepolisian, menurut dia, tugasnya berbeda, yaitu jika ada intensitas kriminalitas yang memang membutuhkan dukungan tim tersebut, mereka akan turun.

Tim antibegal itu dibentuk sebagai respons dari situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Bandarlampung. Harapannya dengan dibentuk tim tersebut dapat mempersempit ruang begal melakukan aksinya di wilayah hukum Polresta Bandarlampung.

Selain itu, keberadaan tim itu juga dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Ia menegaskan bahwa tim antibandit yang dibentuk ini bekerja sesuai dengan prosedur.

Kasat Sabhara Polresta Bandarlampung Kompol Irawan mengatakan bahwa tim dari Satuan Sabhara itu dibentuk sesuai dengan perkara yang ada dan prosedur tetap.

"Jika nanti dari Satuan Reserse Kriminal membutuhkan bantuan untuk memberantas tindak kejahatan atau melakukan penggerebekan, tim ini siap membantu," kata dia.

Ia menegaskan bahwa tim tersebut sudah terlatih. Saat ini, diperbantukan di Satuan Reserse Kriminal.

Menurut dia, tim ini sifatnya sesuai dengan eskalasi peristiwa kejahatan. Jika trennya agak tinggi, akan diterjunkan untuk membantu mengatasinya.

"Tim ini memang khusus menangani rangkaian kegiatan, seperti pengendalian massa, dan termasuk sebagai tim penindak. Tim dari Sabhara ini memang sudah lama kami bentuk karena sekarang ini memang tren sedang marak kriminalitas," katanya.

Menghadapi aksi pembegalan itu, Kepolisian Daerah Lampung juga bergerak dengan membentuk tim khusus memburu komplotan aksi pencurian dengan kekerasan (curas) dan pencurian dengan pemberatan (curat) dengan sasaran pengguna sepeda motor atau aksi begal.

"Tim khusus itu akan difokuskan untuk meringkus komplotan begal sepeda motor yang aksinya seringkali mencederai bahkan merampas nyawa korbannya, sehingga jajaran kepolisian di sini harus menindak tegas para pelaku begal tersebut. Aksi begal ini sudah sangat meresahkan masyarakat," kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih.

Ia menjelaskan bahwa tim yang telah dibentuk beranggota sebanyak 15 orang, yaitu dari Tim Subdit III Jatanras dan Subdit Resmob Polda Lampung beserta jajaran di tingkat polres dan polsek-polsek, untuk mengejar komplotan begal.

Selain adanya pembentukan tim pemburu antibegal, pihaknya juga telah menginstruksikan agar jajarannya meningkatkan patroli, terutama pada malam hari, waktu rawan aksi kriminalitas.

"Kami tingkatkan juga kerja tim reserse yang selama ini sudah ada," kata dia.

Kapolda Lampung Brigjen Polisi Heru Winarko menegaskan bahwa pihaknya memprioritaskan penanggulangan kejahatan, seperti penyalahgunaan narkoba dan aksi begal untuk segera ditangani secara cepat, tepat, dan terukur. Namun, menurut dia, semua upaya itu perlu mendapatkan dukungan semua pihak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan para begal yang berhasil ditangkap, aksi kriminal tersebut, antara lain terjadi karena faktor ekonomi.

"Kebanyakan para pelaku yang kami tangkap ini rata-rata pengangguran. Jadi, dalam hal ini tidak hanya pihak kepolisian saja yang harus mengantisipasi begal, tetapi peran pemerintah juga harus ada, seperti menciptakan lapangan pekerjaan," kata dia lagi.

Daerah yang paling rawan pembegalan di Lampung, menurut dia, terdapat pada dua kabupaten, yakni Lampung Timur dan Lampung Utara, termasuk di Kota Bandarlampung.

"Di Kabupaten Lampung Timur yang paling rawan pembegalan di kawasan Jabung dan Melinting, sedangkan di Lampung Utara, yakni di Abung Timur dan Selatan. Di Bandarlampung adalah kawasan Tanjungkarang Barat dan Sukarame," kata AKBP Sulistyaningsih pula.

Menurut dia, setiap menjalankan aksinya, para begal itu mempunyai ciri khas sendiri-sendiri, seperti menggunakan senjata api.

"Seperti yang ditangkap di wilayah Jakarta, ciri khas Lampung ini para begal menggunakan senjata api," katanya.

Berdasarkan kasus pembegalan yang diungkap, rata-rata para pelaku berumur kisaran 20--25 tahun, yaitu usia dalam kategori ingin mencoba-coba.

"Begal ini rata-rata anak di bawah umur sekitar 30 persen, sedangkan sisanya berusia 20--25 tahun," kata dia lagi.

Polda Lampung akan menindak tegas siapa saja yang terlibat dalam kasus pembegalan, dan akan membantu jajaran polres dan polresta yang akan melakukan penangkapan.

Kekesalan, bahkan kemarahan warga yang telah memuncak atas ulah para begal itu, selain memicu aksi anarkis massa bagi begal yang tertangkap warga hampir dipastikan akan babak belur--dan kalau tidak segera diamankan polisi--akan menjadi sasaran amuk massa hingga tewas.

Warga pun mendesak polisi menindak tegas para begal itu. Bila perlu, ditembak mati di tempat saat kedapatan melakukan aksinya.

Namun, sejumlah pihak di Lampung juga mengingatkan, agar selain aparat penegak hukum yang bergerak menangani kasus pembegalan itu, pemerintah daerah bersama masyarakat juga turun tangan mencari dan mengatasi akar permasalahannya, yaitu kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak serta perilaku kalangan remaja dan anak muda yang cenderung malas bekerja keras, tetapi ingin mendapatkan segalanya secara mudah dan cepat (instan).

"Perlu terobosan sosial dan ekonomi mengatasi maraknya pembegalan dengan pendekatan bimbingan mental dan moral untuk mendidik generasi muda kita menjadi lebih produktif, santun, dan makin dekat, serta mendalami agamanya," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan.

Ia mengajak masyarakat tidak hanya mengandalkan kepolisian semata untuk mengatasi aksi para begal itu dengan tindakan hukum yang tegas, tetapi dapat bersama-sama mengamankan diri serta membentengi masyarakat sekaligus bahu-membahu mengatasi akar masalahnya untuk mencegah dan menghentikan aksi para begal tersebut.