Beijing (Antara Lampung) - Tiongkok mulai memperkenalkan petasan ramah lingkungan pada perayaan Tahun Baru Tiongkok 2015 guna mengurangi dampak polusi udara yang sudah parah di negara tersebut.
Produk petasan ramah lingkungan itu lebih banyak mengandung bubuk hitam dan sejumlah bahan kimia dengan kandungan logam berat dan sulfur yang lebih rendah, demikian media lokal mengabarkan, Rabu.
Penggunaan petasan dan kembang api dalam jumlah banyak dan selama satu pekan merupakan tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan Tahun Baru Tiongkok.
Penyalaan petasan dan kembang api selama satu pekan perayaan dipercaya untuk menghalau berbagai kekuatan setan dan energi negatif lainnya. Namun, tradisi tersebut telah menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat polusi udara yang memang sudah parah di negara itu, karena tingginya kendaraan dan penggunaan batu bara untuk industri.
Kondisi tersebut memaksa pemerintah untuk membatasi jumlah petasan dan kembang api yang digunakan dalam perayaan Tahun Baru Tiongkok dalam tiga tahun terakhir.
Selain itu, pemerintah kini telah memperkenalkan petasan ramah lingkungan, yang diharapkan tidak menambah tingkat polusi udara selama perayaan Tahun Baru Tiongkok, yang tahun ini merupakan Tahun Kambing Kayu.
Salah satu produsen petasan dan kembang api Panda Fireworks menyatakan bahwa pihaknya telah memproduksi petasan dan kembang api ramah lingkungan untuk Imlek tahun ini.
Hal sama juga diproduksi oleh Lidu Fireworks, yang memproduksi sekitar 80 persen petasan dan kemban api ramah lingkungan.
"Kami sudah memproduksi petasan dan kembang api ramah lingkungan mula tahun ini," kata Wakil Manajer Umum Hou Zhongping.
Pemilik toko kembang api dan petasan Wang Sheng mengatakan bahwa harga petasan dan kembang api ramah lingkungan lebih mahal daripada produk takramah lingkungan, yaitu sekitar 600 yuan atau lebih mahal 10--15 persen.
Penggunaan petasan dan kembang api ramah lingkungan harus terus didengungkan sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga tradisi dan menjaga lingkungan.
Berdasar data Kementerian Keamanan Publik Tiongkok tercatat 138 pemerintah kota yang mengimbau larangan penggunaan petasan dan kembang api serta 536 pemerintah kota yang telah melakukan pelarangan terhadap penggunaan petasan dan kembang api untuk perayaan Tahun Baru Tiongkok.
Akibatnya, banyak produsen petasan dan kembang api yang mengalami penurunan keuntungan. "Permintaan terus menurun sejalan dengan pelarangan tersebut, dan mau tidak mau kami mulai memproduksi produk ramah lingkungan dengan biaya yang lebih mahal tentunya, dan belum banyak pula masyarakat yang tahu," ungkap Zhongping.
Pemerintah Kota Beijing mulai memperpendek masa penjualan petasan dan kembang api dari semula 20 hari menjadi 11 hari dengan jumlah pengecer yang diberi izin sebanyak 942 atau turun 20 persen dari tahun sebelumnya.
Berita Terkait
Iran luncurkan rudal baru berjangkau 1.450 km
Rabu, 9 Februari 2022 21:36 Wib
Baznas berhasil pertahankan sertifikat manajemen mutu ISO 9001:2015
Senin, 24 Januari 2022 23:37 Wib
Sidang 20 terdakwa pelaku serangan Paris 2015 dimulai
Rabu, 8 September 2021 8:43 Wib
PT ASDP kantongi ISO 9001:2015 dan ISO 45001:2018
Kamis, 24 Juni 2021 9:15 Wib
Khamenei tegaskan Iran akan berhenti kembangkan nuklir jika AS cabut sanksi
Senin, 8 Februari 2021 5:45 Wib
Iran desak AS kembali bergabung dalam pakta nuklir sebelum 21 Februari
Minggu, 7 Februari 2021 19:00 Wib
Kejati Lampung pulihkan Rp2.3 miliar keuangan daerah dari perkara Raperda
Jumat, 4 September 2020 16:44 Wib
Wasit final Piala Champions 2015/16 akui gol Sergio Ramos seharusnya offside
Jumat, 15 Mei 2020 7:27 Wib