Harga Beras Premium dan Medium Bertahan Tinggi

id beras, harga, bertahan, naik, bbm, turun, januari

Harga beras sepertinya belum akan turun walau harga BBM turun, sebaliknya justru akan naik."
Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - Harga berbagai merek bahan pokok pangan khususnya beras kualitas premium dan medium di pasaran Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, bertahan tinggi memasuki pekan keempat Januari 2015.
        
Sejumlah pedagang beras di Pasar Tugu, Pasar Pasir Gintung, dan Pasar Tugu Kota Bandarlampung, yang dihubungi secara terpisah Minggu mengakui harga beras masih bertahan tinggi dan diperkirakan cenderung naik.
     
Pemilik Toko beras Indah Jaya di Pasar Tugu di Tanjungkarang Timur Bandarlampung, misalnya menyebutkan persediaan (stok) beras dagangannya masih cukup melimpah.
        
Dia menjelaskan, harga beras premium tertinggi adalah beras Merk Patent produksi Punggur Kota Metro, Lampung, yaitu Rp13.000/Kg atau Rp130.000/karung isi kemasan 10Kg.
        
Harga itu naik dari harga akhir tahun 2014 yang berkisar pada Rp12.000/Kg.
        
Selanjutnya beras premium merk Mutiara dan merk Ikan Koki juga bertahan tinggi Rp11.500/Kg, dari sebelumnya Rp11.000/Kg.
      
Beras merk Jaya Indah (JI) juga bertahan di Rp11.000/Kg dari sebelumnya Rp10.500/Kg.
        
Sedangkan beras medium, antara lain beras cap RD Rp9.500 dari sebelumnya Rp9.000/Kg, beras merk atau cap Apel Rp9.800 dari sebelumnya Rp9.500/Kg.
        
Beras kualitas medium lainnya yang banyak dibeli pembeli antara lain merk Rojo Lele yang dalam tiga pekan terakhir bertahan di harga Rp9.700/Kg dari sebelumnya di akhir 2014 seharga Rp9.500/Kg.  
   
Pedagang beras lainnya, Ny. Darto mengatakan, meski persediaan beras masih melimpah, diperkirakan dalam beberapa pekan ke depan harga beras di Bandarlampung akan merambat naik.
        
"Harga beras sepertinya belum akan turun walau harga BBM turun, sebaliknya justru akan naik," ujarnya.
        
Kenaikan itu antara lain karena faktor cuaca yang sedang banyak turun hujan sehingga menghambat pengeringan gabah dan distribusi dari pabrikan ke pasaran, juga karena para petani sawah baru akan menanam padi musim hujan (rendeng) tahun 2015.
        
"Petani kan baru mau tanam padi, panennya masih lama, paling cepat sekitar pertengahan Maret," katanya.
        
Provinsi Lampung termasuk salah satu "Lumbung Pangan" nasional, karena memiliki sekitar 530.000 hektare (Ha) lahan padi sawah yang bisa ditanami padi di musim penghujan (rendeng), dan sekitar sepertiganya yang bisa ditanami padi di musim kemarau (gadu).