Kenapa Presiden Jokowi Naikkan Harga BBM?

id Kenaikan Harga BBM

Jakarta (ANTARA Lampung) - Presiden Joko Widodo menyatakan optimistis keputusan pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak untuk dialihkan kepada pembiayaan sektor lain yang lebih produktif, bisa membawa manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

"Karena tadi malam BBM naik, saya mau cerita, APBN kita tahun 2015 Rp2.039 triliun, di dalam APBN itu, subsidi Rp443 triliun dan subsidi BBM Rp303 triliun," kata Presiden saat menerima peserta kursus reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Negara Jakarta, Selasa (18/11).

Bila pola subsidi tidak diubah, kata Kepala Negara, dalam lima tahun ke depan beban subsidi BBM akan mencapai Rp714 triliun.

"Saya ingin berikan bayangan, dalam lima tahun untuk subsidi BBM Rp714 triliun sementara untuk bangun infrastruktur hanya Rp507 triliun, kesehahtan Rp202 triliun. Bener tidak? Tiap hari kita bakar Rp714 triliun. Kalau dibuat waduk harganya Rp400 miliar hingga Rp500 miliar, bisa jadi berapa waduk? 1.400 waduk. Kalau dibuat jalan, kereta api misalnya di Sumatera Utara Rp360 triliun, jadi," kata Presiden Jokowi lagi.

Ia mengatakan tentang pentingnya mengubah postur pemanfaatan subsidi tersebut, dari hal yang untuk kepentingan konsumtif menjadi produktif.

"Kalau saya melihat postur begitu, harus kita ubah. Dari yang boros harus ke produktif, konsumtif ke produktif. Tidak mungkin terus-terusan Rp714 triliun dalam lima tahun," katanya.

Presiden mengatakan politik anggaran yang dilakukan pemerintah tersebut untuk meningkatkan kualitas sektor lainnya, seperti pembangunan puskesmas, membangun sekolah, dan subsidi untuk hal-hal yang lebih produktif.

Ia menjelaskan saat ini hampir 52 persen waduk dan irigasi tidak berfungsi secara optimal sehingga perlu perbaikan.

Selain perbaikan waduk dan irigasi, katanya, pemerintah mulai 2015 membangun waduk-waduk baru, setidaknya 11 waduk baru.

Pada Senin (17/11), pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter sehingga harga premium yang semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.

Kenaikan harga tersebut mulai berlaku Selasa, pukul 00.00 WIB, serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Saat mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, Presiden Joko Widodo mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut merupakan pilihan yang harus diambil pemerintah untuk mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif menjadi produktif sehingga dapat dirasakan oleh lebih banyak orang, di antaranya untuk sektor infrastruktur dan pendidikan.

Selain itu, bagi masyarakat miskin dan hampir miskin, pemerintah telah menyiapkan bantalan sosial.

"Untuk rakyat kurang mampu disiapkan paket perlindungan sosial, KIS (Kartu Indonesia Sehat), KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk memulai usaha-usaha di sektor ekonomi produktif. Pemerintah sangat menghargai masukan-masukan. Semoga keputusan pengalihan susidi ke arah produktif ini akan memberikan yang bermanfaat bagi rakyat keseluruhan," kata Presiden.