Jakarta (ANTARA Lampung) - Apa yang terjadi dengan Harian Jurnal Nasional (Jurnas) yang digagas mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga perlu diselamatkan?
Ketua Umum Dewan Pengurus Serikat Pekerja Jurnal Nasional Friederich Batari meminta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mencari solusi penyelamatan harian yang akan ditutup mulai 1 November 2014.
Karyawan PT Media Nusa Pradana (Penerbit Harian Jurnal Nasional) berharap kepada pak SBY selaku penggagas dan pendiri Harian Jurnal Nasional untuk mengambil langkah penyelamatan Harian Jurnas termasuk nasib para karyawan/wartawan,¿ kata Ketua Umum Dewan Pengurus Serikat Pekerja Jurnal Nasional (SP Jurnas), Friederich Batari di Kantor Jurnal Nasional, Jalan Paso No. 62 Cilandak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis, dalam pernyataan yang diterima Antara.
Artinya, Koran Harian Jurnal Nasional tidak akan lagi menemui pembaca. Padahal, koran ini, kata Friederich, menjadi salah satu media massa yang selalu dibaca SBY saat menjabat Presiden RI.
Lebih lanjut, Friederich menjelaskan, Serikat Pekerja Jurnal Nasional telah memfasilitasi pertemuan karyawan PT Media Nusa Pradana/wartawan Harian Jurnal Nasional dengan Direktur PT Media Nusa Pradana, Rommy Fibri.
"Hati saya berpihak pada nasib karyawan. Tapi saya kan tidak bisa berbuat banyak karena semuanya tergantung pada penyandang dana kita (Gita Wirjawan, Red)," kata Rommy Fibri seperti dikutip Friederich Batari.
Pada kesempatan itu, menurut Friederich, Direktur PT Media Nusa Pradana mengingatkan agar jangan karyawan yang dikorbankan alias tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Friederich menyampaikan Direktur PT Media Nusa Pradana bahwa Serikat Pekerja Jurnal Nasional akan segera membentuk tim untuk mengaudit keuangan perusahaan PT Media Nusa Pradana.
"Berdasarkan usulan SP Jurnas, pak Rommy Fibri selaku Direktur PT Media Nusa Pradana sangat mendukung. Pak Rommy menyatakan tidak akan menghalangi dan justru memfasilitasi SP Jurnas dalam melakukan audit," kata Friederich.