Siswi SD Penderita Ginjal Butuh Bantuan

id Gagal Ginjal

Siswi SD Penderita Ginjal Butuh Bantuan

Intan Puspita Sari (10), siswi kelas 5 SDN 1 Sri Pendowo Desa Sri Pendowo, Lampung Timur, yang menderita gagal ginjal, diapit kedua orangtuanya. (ANTARA LAMPUNG/Muklasin)

Biayanya cukup besar untuk ukuran kami yang hanya mengandalkan pendapatan Rp30 ribu per hari dari bekerja serabutan
Lampung Timur (ANTARA Lampung) - Intan Puspita Sari (10), siswi kelas 5  SDN 1 Sri Pendowo Desa Sri Pendowo, Lampung Timur, yang menderita gagal ginjal membutuhkan bantuan untuk mengobati penyakitnya.
         
"Akibat penyakit yang dideritanya itu, saat ini anak saya mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya dan tengah menjalani berobat jalan dengan biaya yang tidak sedikit," kata Narto (60) orang tua Intan, di Desa Sri Pendowo, Kecamatan Bandar Sribawono, Lampung Timur, Rabu.
         
Ia mengatakan bahwa penyakit yang diderita Intan diketahui sejak Mei 2014. Intan awalnya mengeluhkan kepala pusing dan bagian tubuhnya membengkak dan sering kejang-kejang.
        
"Anak saya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moloek (RSUDAM) di Bandarlampung, selama sebulan, dengan biaya hasil menjual tanah," ujar buruh serabutan tersebut.
         
Dokter di RSUDAM yang memeriksanya mengatakan bahwa Intan mengalami bocor ginjal dan harus menjalani perawatan intensif atau kontrol rutin ke dokter.
        
Redaktur : Hisar Sitanggang
Biaya pengobatan Intan, menurutnya, cukup besar antara Rp250  ribu - Rp300 ribu sekali kontrol ke dokter dan dilakukan setiap setengah bulan.
         
"Biayanya cukup besar untuk ukuran kami yang hanya mengandalkan pendapatan Rp30 ribu per hari dari bekerja serabutan," katanya.
         
Karena itu, dirinya mengharapkan uluran tangan dermawan atau pemerintah daerah untuk meringankan biaya pengobatan Intan.
         
Sementara itu, Kepala Dusun VII Desa SriPendowo, Kecamatan Sribawono, Puji (50) mengatakan bahwa keluarga Narto membutuhkan uluran tangan semua pihak untuk membantu meringankan biaya pengobatan anaknya yang menderita bocor ginjal.
         
"Pak Narto tergolong keluarga tidak mampu dan biaya pengobatan Intan juga terkadang dibantu oleh warga sekitar," tambahnya.