Terasi Lampung Timur Makin Digemari

id Terasi Lampung

Tidak hanya terasi rebon yang digemari oleh masyarakat, juga kerupuk ikan Labuhan Maringgai juga menjadi kesukaaan masyarakat untuk dikonsumsi
Labuhan Maringgai (ANTARA Lampung) - Terasi asal Desa Muara Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur kini makin banyak dipasarkan ke sejumlah daerah di Sumatera dan Jawa, karena rasanya yang enak dan harganya relatif murah.
    
"Terasi dari desa ini dikenal sebagai terasi batok. Masyarakat luar Lampung yang melewati Jalan Lintas Timur Sumatera di wilayah Lampung Timur, banyak juga yang berhenti hanya untuk membeli terasi ini serta makanan khas lainnya dari daerah ini," kata Romly (50 tahun), produsen terasi batok di Dusun 1 Desa Muara Gading Mas, Senin.
    
Selain dijual eceran di Jalan Lintas Timur, terasi batok itu juga dikirimkan ke para pedagang di Sumatera dan Jawa, seperti ke Palembang, Jambi dan Jakarta.
     
Permintaan atas terasi dari daerah Lampung sendiri juga cukup tinggi, terutama dari daerah Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah dan Bandarlampung.
     
"Bahkan penjualannya sudah menggunakan sistem kontrak dengan salah satu perusahaan di Natar Lampung Selatan," katanya lagi.
     
Dalam sebulan ia mampu memproduksi terasi sebanyak 1-2 ton, sedang permintaan atas terasi makin banyak.
     
"Karena tak mampu memenuhi pesanan karena
kurang modal, saya sampai menghentikan kontrak dengan perusahaan makanan," katanya.
     
Terasi batok ukuran 500 gram dijual Rp10.000, sedang harga terasi sejenis di Pulau Pasaran Bandarlampung juga sama.   
    
Terasi batok Labuhan Maringgai kini makin mudah didapatkan karena  banyak pedagang yang menjualny di pinggir Jalan Lintas Timur Desa Muara Gading Mas.
    
Salah satu pedagang setempat,  Santi (35), menyebutkan dirinya dalam sehari mampu menjual minimal 15 bungkus, dan di bulan puasa setidaknya 30 bungkus (15 kg) terjual dalam sehari.
    
"Tidak hanya terasi rebon  yang digemari oleh masyarakat, juga kerupuk ikan Labuhan Maringgai juga menjadi kesukaaan masyarakat untuk dikonsumsi. Banyak yang menjadikan kerupuk ini untuk oleh-oleh," katanya.
    
Meski demikian, mereka menyebutkan peran pemerintah setempat untuk memajukan usaha rumah tangga itu masih kurang optimal.