Ansor Ajak Pelajar Waykanan Kritis Sikapi Persoalan

id ansor, ajak sikapi, pelajr, waykanan,

Wiji Thukul adalah salah satu aktivis pergerakan. Ia berani melakukan kritik sosial dengan puisi-puisinya, semoga puisi yang nanti dibaca bisa memberi inspirasi bagi kita semua."
Waykanan, Lampung, (ANTARA LAMPUNG) - Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Waykanan Lampung mengajak 128 peserta lomba baca puisi karya WS Rendra dan Wiji Thukul untuk kritis menyikapi persoalan di masyarakat dan negara.
        
Ketua GP Ansor Waykanan Supri Iswan di Blambangan Umpu, Kamis mengajak para pelajar mendalami puisi-puisi Wiji Thukul dan WS Rendra yang banyak berisi kritik atas persoalan bermasyarakat dan berbangsa.
        
"Wiji Thukul adalah salah satu aktivis pergerakan. Ia berani melakukan kritik sosial dengan puisi-puisinya, semoga puisi yang nanti dibaca bisa memberi inspirasi bagi kita semua," kata Supri lagi.
        
Pada kegiatan bertujuan untuk memperingati HUT ke-69 Kemerdekaan RI, Ansor menggelar lomba baca puisi karya Wiji Thukul berjudul Peringatan, Tanah, Bunga dan Tembok. Lalu puisi Orang-Orang Miskin, Sajak Sebatang Lisong, Lagu Serdadu karya WS Rendra.
        
Dewan juri pada kegiatan yang terselenggara atas kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Waykanan itu ialah Arya Winanda, pegiat Komunitas Berkat Yakin (KoBER) Bandarlampung dan penulis antologi puisi tunggal Desis Ular yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung pada akhir tahun 2010 dan berhasil masuk dalam jajaran 10 besar buku sastra terbaik nasional dalam event Khatulistiwa Literary Award.
        
Hasyim Asa'ri Ketua Rijalul Ansor Kecamatan Bumiagung, lalu Anarika Sasmitha, pekerja seni dan alumni kesenian  Universitas Lampung.
        
Kepala Bidang Kebudayaan Tri Suyanti mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Waykanan gino Vanollie mengapresiasi kegiatan tersebut.
        
"Terima kasih GP Ansor yang berpartisipasi member ruang anak-anak membaca puisi," katanya.
        
Kepada peserta, Tri berharap mereka bukan sebatas ikut-ikutan, namun juga mengasah kemampuan sehingga paham puisi dilombakan serta bisa memahami maknanya.
        
Hadir mendampingi Tri Suyanti Kasi Tradisi, Sejarah dan Kepurbakalaan Abdul Azis lalu Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayan Kecamatan Bumiagung Tupoyo.
        
"Jika kami bunga, engkau adalah tembok itu. Tapi di tubuh tembok itu, telah kami sebar biji-biji. Suatu saat kami akan tumbuh bersama, dengan keyakinan: engkau harus hancur! Dalam keyakinan kami, Di manapun ¿ tirani harus tumbang," ujar Tri membacakan puisi "Bunga dan Tembok" karya Wiji Thukul.