Bima Arya Jadi Wali Kota Malah Hartanya Berkurang

id Bima Arya Jadi Wali Kota Malah Hartanya Berkurang

Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Lazimnya pejabat publik akan cepat makin bertambah kekayaan yang dimiliki setelah menduduki jabatan penting tertentu, apalagi menjadi wali kota. Tapi tidak bagi Wali Kota Bogor ini.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui bahwa hartanya berkurang sejak ia menjabat sebagai wali kota.

"Harta justru berkurang, menjelang pilkada harta saya antara Rp4-5 (miliar) sekianlah, sekarang berkurang menjadi Rp3 miliar sekian karena ada uang tabungan yang berkurang," kata Bima Arya di gedung KPK Jakarta, Senin (14/7).

Bima Arya baru menjabat sebagai Wali Kota Bogor selama tiga bulan sejak dilantik pada 7 April 2014 bersama dengan Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman.

"Berkurang karena dua hal, pertama saat itu ada keperluan pilkada dan kedua selama 3 bulan ini gaji wali kota ya secukupnya. Banyak hal-hal yang menggunakan tabungan juga ketika menjadi wali kota ini," tambah Bima.

Ia mengaku gaji wali kota hanyalah Rp6,1 juta.

"Wali kota itu slip gajinya Rp6,1 juta sebulan, memang ada biaya operasional sebesar Rp30 juta per bulan tapi itu tidak boleh untuk kepetingan pribadi, melainkan untuk kepentingan operasional. Memang 3 bulan sekali juga ada semacam insentif dan retribusi tapi itu 3 bulan sekali," ujar Bima.

Ia juga mengaku berani membuka sumber pendapatannya kepada masyarakat.

"Saya berani (membuka), kenapa tidak? Secara Undang-undang, kewaiban saya melaporkan itu 2 tahun lagi, tapi menurut saya setiap 6 bulan pun saya bisa melaporkan dan warga bisa mengakses dan silakan warga bisa melaporkan kalau ada dugaan Walikota Bogor punya aset-aset tertentu," tambah Bima.

Pasangan Bima Arya-Usmar Hariman memenangi pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Bogor pada September 2013 dengan perolehan suara 132.835 (33,14 persen), mereka diusung PAN, Partai Demokrat, PBB, PKB dan Gerindra.

Perolehan itu hanya berbeda sedikit dibanding pasangan petahana Achmad Ru'yat Aim - Halim Hermana yang mendapat suara 131.060 (32,70 persen) dan diusung oleh PKS, PPP dan Hanura.