Lembah Hijau Dilatih Pakar Satwa dari Belanda

id lembah, hijau, satwa, taman

Lembah Hijau Dilatih Pakar Satwa dari Belanda

Senior Expert PUM Netherland Marjo Hoedemaker (kanan) dan Komisaris Utama Lembah Hijau M Irwan Nasution di sekitar kandang Siamang pada Taman Satwa Lembah Hijau ((Foto ANTARA/Agus Setyawan))

Bandarlampung (Antara Lampung) -  Pakar satwa asal Belanda Marjo Hoedemaker memberikan pembekalan dan pelatihan kepada keeper Lembah Hijau dalam pengelolaan kebun binatang berstandar dunia.

Pelatihan tidak hanya diberikan secara teori, namun juga praktek dan berlangsung selama dua pekan mulai 20 Mei-3 Juni 2014.

Penggiat satwa yang kini menjabat sebagai senior zoo advisor Dieren Park Amersfoort itu memberikan pemaparan secara detail, mulai dari tata kelola manajemen, pakan satwa, kandang, fasilitas, perawatan dan pemeliharaan dengan mengacu pada animal welfare, animal behavior, pengembangbiakkan atau breeding, hingga peningkatan koleksi satwa.

Menurut dia, kandang dan koleksi satwa di Lembah Hijau sebagai lembaga konservasi baru sejauh ini sudah baik. Namun, masih perlu dilengkapi. Dengan kondisi Indonesia yang kaya dengan beragam fauna diharapkan koleksi satwa bisa lebih mudah didatangkan ke Lembah Hijau. "Dan ini (satwa-satwa) perlu dilestarikan. Kami dukung Lembah Hijau agar masyarakat dapat mempelajari pelestarian satwa sehingga tidak terjadi kepunahan. Kami juga ke depan akan terus komunikasi dengan pihak Lembah Hijau untuk pengembangan satwa," kata Marjo, saat memberikan pemaparan pada jajaran manajemen Lembah Hijau, Selasa (3/6) lalu.

Pendiri Marjo Hoedemaker Elephant Foundation di Sri Lanka itu menjelaskan dalam pengelolaan kebun binatang yang baik, kesehatan dan kenyamanan satwa harus menjadi prioritas. Sebab itu, lanjut Marjo, perlu diperhatikan secara detail, mengenai kandungan nutrisi makanan yang sesuai dengan kebutuhan satwa. "Selain itu, kondisi kandang juga harus selalu bersih dan steril. Ini sesuai dengan standar pengelolaan kebun binatang di eropa," ujarnya.

Selain menyangkut karantina, tempat makan, tempat tidur dan pengembangbiakkan satwa, menurut Marjo diperlukan pelatihan kepada keeper secara berkesimbanungan. Langkah itu dilakukan agar kemampuan keeper dapat terus terjaga dengan baik, terutama menyangkut perawatan dan pelestarian satwa.
Menurutnya, kebun binatang mempunyai fungsi konservasi, penelitian, pendidikan, pelatihan, dan rekreasi.

Sementara itu, Komisaris Utama Lembah Hijau, M. Irwan Nasution mengaku sangat antusias dengan materi pengelolaan yang disampaikan Senior Experts PUM Netherlands tersebut.

Ia melanjutkan, pembekalan itu bisa makin meningkatkan performance atau kemampuan SDM pengelola kebun binatang di Lembah Hijau. "Tidak hanya teori, tapi secara teknis kami diberikan pengetahuan yang baik dalam tata kelola kebun binatang berstandar dunia," kata Irwan.
Ia menegaskan, siap untuk mengaplikasikan materi pelatihan tersebut dalam pengembangan kebun binatang di Lembah Hijau.

Komisaris Utama Lembah Hijau itu berharap dengan tambahan pengetahuan mengenai tata kelola kebun binatang tersebut kedepan dapat membuat Lembah Hijau menjadi lebih baik dan bisa menjadi kebanggaan bagi masyarakat Lampung. "Tentu akan kami aplikasikan. Ini nantinya menjadi acuan kami untuk terus mengembangkan pelestarian satwa," ujarnya.