Bukan Cawapres, JK Lebih Tepat Sebagai Negarawan

id Bukan Cawapres, JK Lebih Tepat Sebagai Negarawan

Jakarta (Antara Lampung) - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Herdi Sahrasad berpendapat, mantan Wapres Jusuf Kalla akan lebih tepat sebagai negarawan yang tidak terjebak pada kepentingan dan ambisi jabatan di pemerintahan.  
   
Herdi Sahrasad dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan  Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa, menyarankan kepada Jusuf Kalla (JK) untuk mengurungkan niatnya maju dalam bursa cawapres.
        
Menurut dia, nama harum JK sebagai pemimpin dan negarawan akan tercoreng apabila terjebak dalam ambisi untuk kembali menduduki kursi wapres.
       
"Pilpres sekarang saya sebut lapangannya sangat licin dan becek. Sayang sekali bila JK terpeleset dalam kubangan praktik yang mendegradasi dirinya. Karena itu, saya ingatkan JK jadi negarawan," kata Herdi.
        
Pembicara dalam diskusi ini juga mengingatkan agar Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mempertimbangkan kembali jika ingin memilih JK karena berbagai alasan yang bisa melemahkan pemerintahan Jokowi apabila pasangan itu terpilih menjadi presiden-wakil presiden.
       
Dosen dan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menegaskan, saat ini merupakan momentum bagi Jokowi untuk menjadi pemimpin nasional. Sebab, figur Jokowi merepresentasikan keinginan dan kepentingan rakyat banyak.
       
Karena itu, Boni juga mengingatkan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tidak terjebak praktik-praktik pragmatisme sesaat.  
  
Menurut  Direktur Freedom Foundation Darmawan Sinayangsah,  lebih baik JK jadi negarawan.  
   
Sedangkan, Adhie Massardhie dari Koalisi Masyarakat Bersih juga mengatakan, kalau Jokowi ingin didampingi orang yang mengerti ekonomi, maka carilah ekonom. "Masih banyak," katanya.  

Redaktur : Hisar Sitanggang