Permintaan Listrik di Lampung Tinggi

id Permintaan Listrik di Lampung Tinggi

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Pertumbuhan permintaan kelistrikan di Provinsi Lampung cukup tinggi, sekitar 15 persen per tahun, namun belum dapat diimbangi percepatan pembangunan pembangkit baru maupun penambahan dan penguatan jaringan transmisi yang masih terkendala.

"Rasio kelistrikan di Lampung baru mencapai sekitar 76 persen, sehingga masih diperlukan pembangunan kelistrikan untuk meningkatkan pasokan daya listrik, kualitas daya maupun keandalannya, sehingga menjadi seimbang antara permintaan dan ketersediaan listrik yang diperlukan," kata General Manager PT PLN Distribusi Lampung I Made Artha, di Bandarlampung, Senin (14/4).

Menurut Made Artha, upaya membangun ketersediaan listrik di Lampung perlu mendapatkan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, pers dan masyarakat.

Dia mengakui, dengan pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus meningkat di Lampung, antara lain karena pertumbuhan pesat industri dan peningkatan aktivitas masyarakat Lampung yang dekat dengan Jakarta dan kawasan industri di Jabodetabek, belum dapat diimbangi percepatan peningkatan daya listrik yang diperlukan.

Pada tahun 2014 ini, PT PLN Distribusi Lampung memproyeksikan rasio elektrifikasi meningkat menjadi 78 persen, antara lain dengan menambah kapasitas pembangkit di Lampung selaras dengan pertumbuhan beban puncak dan tetap memperhatikan kondisi aman minimal cadangan daya listrik yang ideal sekitar 30 persen, kata Made Artha lagi.

PT PLN Lampung juga memprogramkan penyempurnaan interkoneksi SS Lampung-SS Sumatera Selatan, dengan membangun transmisi jalur timur mulai dari Seputih Banyak-Menggala-Gumawang-Kayuagung-Mariana, dan membangun gardu induk baru di beberapa lokasi untuk memperbaiki mutu dan keandalan listriknya.

Made Artha mengemukakan masih adanya kendala dalam pembangunan sistem kelistrikan di Lampung, antara lain keterlambatan pembangunan transmisi 150 kV (kiloVolt) dari gardu induk Seputih Banyak ke Menggala Tulangbawang terkendala izin lahan untuk tapak towernya.

Begitupula transmisi dari gardu induk Bukit Kemuning Lampung Utara-Liwa di Lampung Barat yang juga masih terkendala izin lahan untuk tapak towernya.

"Pembangunan transmisi ini sudah terlambat sekitar empat tahun, sejak 2010 lalu, padahal ini salah satu program strategis pengembangan ketersediaan daya listrik yang memadai di Lampung," katanya pula.

Dia berharap mudah-mudahan pada tahun 2014--2015 permasalahan ini dapat selesai, mengingat sudah ada pertemuan pihaknya dengan beberapa perusahaan yang lahannya digunakan untuk pembangunan transmisi tersebut.

Made Artha mengungkapkan, dengan sejumlah kendala itu berakibat ketersediaan daya listrik yang diperlukan sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan pertumbuhan industri dan kegiatan masyarakat, seringkali menjadi terlambat dapat dipenuhi dan terpaksa masih diterapkan pemadaman bergilir.

"Padahal kalau pembangunan kelistrikan yang diprogramkan itu berjalan lancar dan tepat waktu, permasalahan seperti itu tidak akan terjadi di Lampung," ujarnya.

Kondisi sistem kelistrikan di Lampung, pasokan daya listrik dipenuhi dari pembangkit yang ada di wilayah Lampung dan transfer daya dari subsistem Sumatera Selatan.

Total pasokan daya yang diperoleh dari dua sumber itu dalam kondisi normal adalah sebesar 776 MW (Mega Watt), yaitu 526 MW dari pembangkitan dan 250 MW dari transfer.

Beban puncak tertinggi yang pernah dicapai pada Maret 2014 adalah 769 MW, sehingga cadangan daya pada kondisi normal sekitar 7 MW, dari kondisi ideal mencapai 30 persen beban puncak.

Interkoneksi subsistem Lampung dengan subsistem Sumatera Selatan melalui satu jalur transmisi 150 kV Baturaja-Bukit Kemuning.

Karena itu, menurut Made Artha, PT PLN Distribusi Lampung terus mengembangkan dan membangun pembangkitan baru dan memperluas pengembangan potensi sumber listrik tenaga panas bumi (geothermal), air/mikrohidro, maupun surya dan berbagai upaya pembangunan kelistrikan lainnya.

"Potensi panas bumi di Lampung cukup besar dan dapat dioptimalkan menjadi sumber daya listrik yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah ini, sehingga dapat mengimbangi peningkatan pertumbuhan kebutuhan yang diperlukan," kata Made Artha.