Cagar Budaya Emas Ditemukan ?

id Cagar Budaya Emas Ditemukan ?

Musirawas (Antara Lampung) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan meneliti keberadaan cagar budaya emas berbentuk hewan (Kambing)  di Kecamatan Muarakelinggi setempat.
        
Hal itu diketahui setelah warga menemukan gundukan batu bertuliskan pesan-pesan zaman purbakala, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Musirawas, Susilawati.
        
"Kita akan meneliti keberadaan emas berbentuk hewan yang lokasinya persis dibawah bangunan Masjid Ainul Yakin Desa Bingin Jungut setempat," katanya.
        
Pada investigasi awal tim dari Disbudpar sudah diajak Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) setempat melihat lokasi dan mudah-mudahan dalam waktu dekat akan dilakukan penelitian bersama tim Badan Arkeologi pusat.
        
Jika hasil temuan investigasi yang menunjukan benar ada emas murni berbentuk hewan itu, tidak menutup kemungkinan bangunan di atasnya akan dibongkar bersama masyarakat dan pemerintah daerah.
        
Tujuan pembongkaran bangunan di atas benda bersejarah itu untuk menyelamatkan dan melindungi cagar budaya berbentuk emas murni tersebut dari tangan-tangan orang tak bertanggung jawab, ujarnya.
        
Kepala Bidang Budaya Disbudpar Musirawas Haman Santoso mengatakan tumpukan batu-batu berbaris ditemukan masyarakat tersebut sebetulnya menunjukan bahwa di wilayah itu ada benda bernilai cukup tinggi.
        
Namun sayangnya tulisan zaman purbakala itu tidak bisa terbaca secara utuh karena sebagain batu itu sudah dipecah masyarakat untuk mencari barang antik.
        
"Kami prihatin melihat tumpukan batu yang awalnya berjejer rapi dalam tanah, sekarang sudah berserakan dan bahkan sudah dipecah warga," ujarnya.
        
Padahal ada investigasi awal batu-batu itu masih tersusun rapi dan sudah dilaporkan ke Badan Arkeolog pusat berikut beberapa sampalnya.
       
Setelah batu-batu itu dipecah tidak bisa membaca pesan melalui simbol yang tertulis pada batu tersebut, dengan demikian ia mengimbau masyarakat untuk tidak merusak dan memecah batu yang masih ada, ujarnya.***3***

Redaktur : Hisar Sitanggang