Penyair Lampung Diundang Ikuti Festival Puisi Pangkor

id Penyair Lampung Diundang Ikuti Festival Puisi Pangkor

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Dua penyair Lampung, Fitri Yani dan Isbedy Stiawan ZS, diundang mengikuti Festival Puisi dan Lagu Rakyat antarbangsa Pangkor 3 di Pulau Pangkor, Negeri Perak, Malaysia, 15-17 Desember 2012.

Menurut Isbedy Stiawan, di Bandarlampung, Jumat, undangan ini merupakan kedua kalinya setelah ia tampil tahun 2011 di Pangkor bersama pemusik/penyanyi lagu rakyat Lampung, Rio Fauzul dan Dedi Guswinto.

Festival Puisi dan Lagu Rakyat antarbangsa ini digelar Kerajaan Negeri Perak bekerjasama dengan Institut Darul Ridzuan dan Malim Artists' Village Foundation, dan berlangsung di Pulau Pangkor, Malaysia.

Isbedy menyatakan bahwa acara ini dimaksudkan untuk menyadarkan masyarakat milenium akan peranan yang dapat dimainkan oleh seni dalam memantapkan perpaduan.

"Menurut ketua panitia yang juga sastrawan terkemuka Malaysia, Malim Ghazali PK kepada saya, edisi ketiga ini akan digelar juga di tepi pantai selain di panggung utama di Dataran Pangkor," ujar Isbedy pula.

Festival Pangkor pertama kali digelar tahun 2010, dan salah satu penyair Indonesia yang diundang adalah Inggit Putria Marga, lalu Isbedy Stiawan ZS tahun kedua, dan tahun ini Fitri Yani bersama Isbedy.

Fitri Yani yang diundang pula, berharap sekali bisa memenuhi undangan tersebut.

"Selain mencari pengalaman dengan bangsa-bangsa lain, juga ingin memperkenalkan kebudayaan, khususnya sastra Lampung di luar negeri," ujar dia.

Kedua penyair Lampung ini mengharapkan partisipasi pemerintah daerah, sehingga dapat memenuhi undangan sekaligus mempertunjukkan performance art di sana.

Pada Festival Puisi Pangkor 3 ini akan diluncurkan buku puisi para penyair yang tampil tahu 2011.

"Dua buah puisi saya yang dibacakan tahun lalu, masuk dalam antologi ini," ujar Isbedy, penyair yang mendapatkan julukan "Paus Sastra Lampung" oleh HB Jassin itu pula.

Setiap tahun festival ini mentradisikan penerbitan buku puisi.

Puisi-puisi yang dibacakan tahun ini, akan dibukukan pada Festival Puisi Pangkor berikutnya, sekaligus diseminarkan atau dibahas oleh tokoh sastra dan akademisi.